Berawal dari Garasi, Ratih Kini Beromset Rp 500 Juta
Untuk tenaga terapis, ia mempekerjakan tiga orang yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan totok
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ratih Dewanti mengambil peluang dari kebiasaannya melakukan perawatan di salon atau rumah kecantikan. Ia berpikir, sebaiknya ia memiliki usaha salon kecantikan sendiri. Tetapi, saat itu ia melihat persaingan rumah kecantikan dan spa sudah begitu ketat. Ia pun mencari ide dan terobosan hingga akhirnya ia memilih usaha totok perut.
Salah satu alasan membuka totok perut karena saat itu Ratih juga mendalami ilmu pernafasan. Dalam memulai usaha 1 Oktober 2008, Ratih tidak mengeluarkan modal besar. Garasi rumahnya di Jalan Pejaten Raya Komplek PDK Blok A1 No 2 ia sulap menjadi tempat usaha. Untuk tenaga terapis, ia mempekerjakan tiga orang yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan totok.
Metode yang digunakan yakni media bioenergy atau dengan tenaga dalam. "Awalnya pelanggan saya paling cuma teman-teman dekat saja," kata Ratih kepada Warta Kota belum lama ini. Jaminan lingkar perut berkurang 3-30 cm dan berat badan turun 0,5 kg dalam sekali terapi atau 45 menit menjadi 'jualan' Ratih saat itu.
Tingkat keberhasilan maksimal dalam pelangsingan membuat nama Kamaratih tersebar. "Awalnya dari mulut ke mulut, lalu tiba-tiba pasien sangat ramai. Apalagi sesudah itu saya juga membuka spa di tempat sama," kisah Ratih.
Sejak itu ia memutuskan untuk membuka cabang baru di Apartemen Taman Rasuna pada 20 Desember 2011 dan membuka Klinik yang ke tiga di Pejaten Barat pada 22 Februari 2012. Serta Klinik ke empat di Ruko Freesia Garden, Jalan Jombang Raya No. 148/11 Bintaro, Tangerang pada awal September 2013.
"Bulan september ini rencananya akan buka satu cabang lagi di Jakarta Pusat," katanya.
Dalam pelangsingan, totok perut amat berbeda dengan sedot lemak. Menurut Ratih, terapi totok perut hampir tidak mempunyai resiko ketimbang melakukan sedot lemak. "Kalau totok perut jelas sangat aman. Bahkan, sekarang sudah jadi trend. Saat ini sudah mulai banyak usaha seperti ini."
Lalu apa yang membuat Totok Perut Kamaratih tetap eksis di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat? Ratih bilang, kuncinya ada pada kualitas pelayanan dan hasil yang diperoleh pelanggan dari totok perut itu sendiri.
"Kita bersaing dalam hal kualitas. Selain memberikan jaminan lingkar perut berkurang dalam sekali terapi, saya juga kasih edukasi kepadaa pelanggan, misalnya dengan menggelar seminar secara gratis. Jadi di sini kita bukan hanya jual jasa tapi kita edukasi juga mereka secara gratis. Dari dalam kita lakukan terapi totok perut dan dari luar kita berikan ilmu, seperti dua sisi mata uang," paparnya.
Itu yang membuat Kamaratih kini punya banyak pelanggan yang berasal dari berbagai kalangan, dari masyarakat biasa, pejabat sampai artis. Saat ini, Ratih memiliki 40 karyawan dengan 30 di antaranya merupakan tenaga terapis. Dalam sebulan, dari beberapa gerai yang dimilikinya, Ratih mampu mengantongi omset rata-rata Rp 500 juta. (Feryanto Hadi)