Indonesia Sudah Pantas Menjadi Hub Internet Dunia
Selama ini hub global internet untuk Asia masih dipegang oleh Jepang, Singapura dan Hongkong.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia dinilai pantas jadi salah satu pilihan untuk hub atau pusat internet dunia. Sebab, potensi pengguna dan trafiknya sangat besar.
Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) Suhono Harso Supangkat mengatakan, selama ini hub global internet untuk Asia masih dipegang oleh Jepang, Singapura dan Hongkong.
"Kalau melihat dari potensi pengguna dari trafik lima tahun belakang ini, Indonesia sudah pantas jadi hub Asia," kata Suhono, Rabu (27/8/2014).
Dijelaskan, pada 2013 saja pengguna internet RI telah mencapai 71,19 juta dengan pertumbuhan 13 persen dari 2012 yang saat itu sudah sebesar 63 juta pengguna.
"Pertumbuhan selalu mencapai dua digit. Trafik tentunya naik cukup besar. Tetapi operator banyak yangmembangun link ke Singapura, padahal kita bisa langsung menembus ke Amerika Serikat," ujarnya.
Dengan backbone kabel laut dan serat optik Telkom yang telh dimiliki, jelasnya, saat ini jaringannya telah kuat. Apalagi Telkom segera menyelesaikan proyek Sulawesi-Maluku- Papua Cable System (SMPCS).
Link yang sudah ada tersebut, jelasnya, tinggal diteruskan ke luarnya. Bisa lewat Manado, Filipina, Guam dan kemudian ke Amerika Serikat. "Hub ini sangat strategis bagi Indonesia. Masa mesti ke negara tetangg dulu baru ke Amerikaa Serikat," ujarnya.
Pada 7 Maret lalu Telkom telah bergabung dengan Konsorsium South East Asia-Middle East-Western Europe 5 yang menghubungkan Indonesia ke negara-negara belahan barat.
Sebelumnya operator BUMN tersebut juga menjadi anggota konsorsium kabel laut Asia Merica Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJCS), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMCS) dan Thailand-Indonesia-Singapore (TIS).
Setelah proyek Sulawesi-Maluku- Papua Cable System (SMPCS) selesai, jelasnya, Telkom bakal mampu menghubungkan langsung kabel lautnya ke Amerika Serikat.
SMPCS ini mencakup kabel laut sepanjang 5.444 kilometer dan kabel darat 655 km yang menggunakan teknologi Dense Wavelenght Division Multiplexing (DWDM) untuk menghadirkan jaringan berkapasitas 32x100 gigabytes per fiberpairnya.
Proyek dengan nilai Rp 1,7 triliun ini diperkirakan selesai dan beroperasi penuh pada 2015 nanti.