Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kisah Sukses Pedagang Sapu dari Dusun Bisa Tembus Pasar Perancis

“Alhamduilllah, ini hasil jerih payah kami,” ucap Zaenal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Sukses Pedagang Sapu dari Dusun Bisa Tembus Pasar Perancis
Kompas.com/Ika Fitriana
Stand penjualan sapu dan alat kebersihan rumah tangga milik Vina di Pekan Raya Magelang, Kota Magelang, Minggu (7/9/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kesuksesan bisa diraih oleh siapapun asalkan mempunyai kemauan dan kerja keras. Demikian ungkapan yang selalu dipegang oleh Vinasari Kusuma Ningrum (40), seorang pedagang sapu di Dusun Dendengan, Kelurahan Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Vina berasal dari keluarga sederhana. Semula hanya seorang karyawan di sebuah pabrik kertas di Blabak, Kabupaten Magelang, kini bisa bekerja mandiri dengan hasil yang lebih dari cukup berkat usahanya memproduksi kerajinan sapu dan alat-alat kebersihan rumah lainnya.

Vina bercerita, usahanya dirintis mulai 2009 silam bersama sang suami, Zaenal Arifin (41), yang juga mantan karyawan pabrik kertas. Di saat kondisi ekonomi kedua pasangan itu surut, mereka justru memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih menjadi pengusaha.

“Kami nekat saja, karena tidak punya modal sendiri kami pun mantap meminjam uang modal di bank ketika hendak memulai usaha ini,” ujar Vina, saat Kompas.com menyambanginya di Pekan Raya Magelang, Minggu (7/9/2014).

Sebelum membuat kerajinan sapu, kata Vina, mereka membuat kerajinan dari bambu untuk suvenir dan hiasan yang dikirim ke rekanan di Yogyakarta dan Bali. Sempat berjalan lancar, usahanya harus kuncup terimbas peristiwa bom Bali. Akibatnya, mereka tidak mampu membayar angsuran pinjaman modal di bank.

"Bisnis kami memang bagus pada awalnya. Tapi karena ada kejadian bom Bali membuat pihak rekanan menghentikan pesanan. Seketika kami bangkrut dan tak punya apa-apa, saat itu sulit sekali untuk bangun," tutur Vina.

Beruntung, Vina dan suami pantang menyerah, mereka bertekad untuk kembali membangun bisnis lagi. Sapu dan alat kebersihan rumah tangga menjadi pilihan karena di sekitar tempat tinggalnya banyak yang bisnis produk serupa. Namun mereka ingin produk yang lebih berkualitas dan inovatif. Melalui media internet, mereka pun mencari penyedia bahan sapu dan kemoceng rafia yang berkualitas.

Berita Rekomendasi

“Di sekitar kami banyak pengrajin sapu, tapi untuk bahannya satupun tak ada yang menyediakan. Kami fokus pada peluang itu hingga akhirnya ketemu alamat dimana saya bisa beli bahan yang nantinya akan saya jual grosiran di rumah," papar wanita asli Kabupaten Wonosobo itu.

Vina kemudian mendapatkan penyedia bahan baku di Purbalingga, Jawa Barat, yang menurutnya berkualitas bagus. Sedikit demi sedikit ia memproduksi aneka alat kebersihan rumah, mulai dari sapu, kemoceng, sapu lidi, hingga keset.

Seiring berjalannya waktu, bisnisnya berkembang cukup bagus. Ia memanfaatkan jaringannya ketika masih berbisnis kerajinan bambu dahulu dan membuka jaringan baru yang lebih luas. Di antaranya dengan system online dan kerap mengikuti seminar, pelatihan serta pameran-pameran yang kerap diadakan oleh intansi-instansi tertentu.

“Produk kami mulai banyak yang menyukai, karena kami memang mengutamakan kualitas. Sapu kami memang lebih berat, tapi kuat, megar, dan rapi. Harganya relatif murah, berkisar Rp 10.000–Rp 15.000 per buah,” urai Vina.

Peminat produk-produknya tidak saja dari Kota dan Kabupaten Magelang saja. Tetapi juga dari Tegal, Bojonegoro, Medan, Pekanbaru dan bahkan pernah mengirim ke Perancis. Kebanyakan pelanggan mengetahui produknya dari website.

Dibantu oleh sembilan karyawannya, Vina bisa memproduksi sapu hingga 5 ton setiap dua minggu dan bisa bisa mengirim hingga 8 kali ke pelanggannya ke luar kota Magelang. Dalam dua hari saja omzet mereka mendapatkan omzet penjualan mulai Rp 2 juta – Rp 4 Juta.

Zaenal Arifin, suami Vina menambahkan, dari bisnis sapu itu ia sudah cukup menopang ekonomi keluarga. Ia bahkan bisa membeli rumah, mobil hingga bisa membuat bisnis lainnya. Seperti bisnis pakaian dan jasa fotokopi. “Alhamduilllah, ini hasil jerih payah kami,” ucap Zaenal.

Dirinya pun berharap pemerintah daerah untuk terus memberi dukungan kepada para pengusaha-pengusaha kecil di Magelang agar berkembang. Tidak sekedar mengadakan seminar maupun pelatihan akan tetapi juga membantu pemasaran dan membeli produk-produknya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas