Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

OCBC NISP Syariah Segera Spin Off

Bank milik investor Singapura tersebut sedang menggodok rencana kerja atau roadmap pemisahan bisnis

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in OCBC NISP Syariah Segera Spin Off
Tribunnews/Herudin
Suasana pelayanan di salah satu banking hall OCBC NISP Syariah, di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2014). Pada hari jadinya yang ke-5, kinerja semester I tahun 2014 Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC NISP berhasil membukukan laba sebesar Rp 22,3 miliar, selain itu pertumbuhan aset tercatat naik sebesar 45,9 persen dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 2,14 triliun. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki usia lima tahun, Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC NISP tengah menyiapkan diri untuk menjadi bank umum syariah (BUS). Bank milik investor Singapura tersebut sedang menggodok rencana kerja atau roadmap pemisahan bisnis (spin off) dari induk usaha.

Koko T. Rachmadi, Kepala Unit Usaha Syariah OCBC NISP mengatakan, pada tahap awal pihaknya bakal menyiapkan rencana spin off. Manajemen OCBC memperkirakan, setidaknya membutuhkan waktu selama tiga tahun, untuk menyiapkan spin off, yang dimulai pada tahun 2016 hingga 2019.

OCBC NISP selama masa tiga tahun tersebut, lanjut Koko, akan mengkaji pembentukan model bisnis, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi (IT). “Setelah itu, kami akan mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Koko, Senin (13/10).

Sekedar informasi, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009, UUS wajib melakukan spin off dari sang induk, bank umum konvensional (BUK), apabila nilai asetnya mencapai 50% dari total aset induknya. Kewajiban tersebut berlaku, paling lambat 15 tahun sejak berlakunya UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Saat ini, UUS milik OCBC NISP mencatatkan modal senilai Rp 200 miliar, dengan aset sebesar Rp 2,14 triliun. Namun nilai aset UUS itu masih jauh di bawah total aset OCBC yang mencapai Rp 100,59 triliun per Juni 2014.

Di tengah persiapan rencana pemisahan usaha, lanjut Koko, pihaknya akan meminta tambahan modal dari induk usaha. Hal ini akan dilakukan, jika rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) UUS menyusut karena masifnya penyaluran kredit. Hingga kini, posisi CAR UUS OCBC mencapai 15%.

Manajemen mematok target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini sebesar 40%. Target tersebut relatif stagnan dari perolehan tahun lalu yang juga tumbuh 40%. Sedangkan untuk pertumbuhan pendanaan, angkanya ditargetkan tumbuh 30%–35%.

Berita Rekomendasi

Koko menambahkan, calon BUS OCBC NISP kelak akan memfokuskan diri pada bisnis konsumer dan ritel. Ia menggambarkan, bank umum syariah OCBC NISP bakal menyalurkan pembiayaan perumahan untuk kelas menengah. Sedangkan dari sisi pendanaan, perusahaan akan mengembangkan berbagai produk, seperti tabungan valuta asing (valas) dan tabungan komunitas.

“Kami sedang mengkaji dan membentuk izin produk ini. Harapannya sudah ada sebelum jadi BUS,” tambahnya. Andrae Krishnawan, Direktur Bank OCBC NISP bidang syariah menambahkan, pihaknya akan meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak, tidak terkecuali dengan sang induk dalam menjalankan bisnis syariah. Sejumlah hal yang menjadi perhatian manajemen UUS OCBC adalah infrastruktur, informasi teknologi, sumber daya manusia dan standardisasi layanan kepada nasabah. (Nina Dwiantika)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas