Hadapi AEC 2015, Hipmi Minta Menkop Revitalisasi KUR
Hipmi meminta agar Menkop merevitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta (Hipmi Jaya) menyambut baik pelantikan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Hipmi menyatakan siap menjadi mitra dalam membangun daya saing UKM Republik Indonesia (RI). Tak hanya itu, Hipmi meminta agar Menkop merevitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Demikian diutarakan Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau Gobel di Jakarta, Jumat (31/10/2014).
"Hipmi menyambut baik penunjukkan beliau, dan kami siap menjadi mitra membangun daya saing UKM kita," kata Rama.
Dikatakannya, Puspayoga merupakan aktivis partai yang memiliki perhatian dan kepedulian mengembangkan kewirausahaan di Bali saat menjabat sebagai Wali Kota Denpasar dan Wakil Gubernur Bali. Puspayoga lahir di Denpasar, Bali, 7 Juli 1965, dia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur (wagub) Bali periode 2008-2013. Sebelumnya ia menjadi wali kota Denpasar untuk periode 2000-2005 dan 2005-2008.
Rama mengatakan, salah satu agenda terdekat yang akan dihadapi Menkop UKM baru yakni mempersiapkan daya saing UKM menghadapi Perdagangan Bebas Asean 2015.
Menurutnya kontribusi UKM atas ekspor nasional masih di bawah 20 persen, sedangkan Thailand telah berada di atas 20 persen. Padahal, kontribusi UKM RI atas perekonomian nasional cukup besar yakni mendekati 60 persen atas PDB (Prodcut Domestic Bruto).
Dia menilai sejumlah tantangan menanti yakni bagaimana meningkatkan kapasitas bisnis UKM (capacity building), membuka akses pembiayaan yang lebih besar bagi pelaku UKM, meningkatkan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) UKM, serta meningkatkan akses pasar dan teknologi bagi UKM.
Pada bagian lain, Hipmi juga berharap agar Menkop UKM dapat melanjutkan program pembiayaan untuk pengusaha pemula, KUR. Hipmi mengusulkan agar KUR direvitalisasi agar makin tepat sasaran dan berdampak besar bagi pengembangan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.
Konsep program ini dinilai Hipmi cukup bagus untuk membantu pembiayaan bagi pengusaha pemula. Rama mengatakan, hingga Agustus 2014 ini, sebanyak tujuh bank nasional telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 149,36 triliun atau tumbuh 31,75 persen secara year on year (yoy).
Ketujuh bank tersebut yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Nilai KUR tersebut meningkat Rp 113,36 triliun dari periode yang sama tahun 2013.
Rama memberi contoh, sebanyak 942.763 nasabah KUR hasil binaan BRI telah berhasil hijrah ke kredit komersil sejak program ini diluncurkan pada tahun 2007.
"Hampir satu juta nasabah yang sebelumnya tidak bankable jadi bankable. Nasabah-nasabah ini sudah lolos ke fase berikut, yakni ke kredit komersil," kata Rama.
Oleh karena itu, Hipmi meminta agar program ini dapat dilanjutkan oleh pemerintahan baru. Hanya saja, Hipmi menilai pemerintahan berikut perlu melakukan perbaikkan.
"Misalnya, akuisisi nasabah harus benar-benar merupakan pengusaha pemula dan tidak bankable. Jangan sampai KUR jatuh ke mereja yang sudah punya aset dijaminkan," kata Rama.
Selain itu, imbuhnya, pemerintah perlu menambah bank penyalur KUR agar akses KUR ini semakin luas dan terjangkau pelaku usaha mikro.
Untuk diketahui, program KUR adalah salah satu program pembiayaan lunak yang diluncurkan pemerintahan SBY pada tahun 2007. Sejauh ini Program tersebut terus menjangkau pelaku-pelaku usaha mikro di seluruh Tanah Air.