Ashmore Rangkul OCBC NISP Perluas Pemasaran Reksa Dana
Kerja sama dengan Bank OCBC NISP, Ashmore akan menawarkan dua produk reksa dana terbaiknya yaitu Reksa dana Ashmore
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Ashmore Asset Management Indonesia (Ashmore) terus memperluas jaringan pemasaran guna meningkatkan penetrasi produk-produknya ke nasabah ritel.
Kerja sama dengan Bank OCBC NISP, Ashmore akan menawarkan dua produk reksa dana terbaiknya yaitu Reksa dana Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN) dan Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (ADEN).
Presiden Direktur Ashmore Ronni Gandahusada mengatakan, perbankan merupakan jalur yang paling strategis untuk menjaring nasabah reksa dana. Selain jumlah nasabah perbankan sangat besar, jaringan pemasaran bank yang mampu menjangkau berbagai wilayah di Indonesia akan memudahkan produk Ashmore cepat dikenal.
Potensi nasabah reksa dana di Indonesia masih sangat besar. Hingga kini nilai investasi masyarakat di reksa dana baru sekitar 6 persen dari total dana simpanan di perbankan yang mencapai Rp 3.885 triliun (Data Bank Indonesia per Agustus 2014). Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Mei 2014, dari sekitar 151,33 juta rekening nasabah di perbankan, sebanyak 55 persen memiliki simpanan lebih dari Rp 2 miliar.
"Kerjasama dengan Bank OCBC NISP ini merupakan momentum yang tepat bagi Ashmore untuk menjaring lebih banyak nasabah ritel melalui perbankan. Kami percaya strategi ini akan semakin mendekatkan Ashmore masuk 10 besar perusahaan aset manajemen terbesar di Indonesia," jelasnya dalam keterangan tertulisnya usai penandatanganan kerjasama dengan Bank OCBC NISP di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Bank OCBC NISP merupakan bank keempat yang telah menjalin kerjasama pemasaran produk-produk Ashmore. "Tingginya kepercayaan perbankan terhadap Ashmore merupakan nilai yang sangat positif dan menjadi modal untuk mengembangkan produk-produk baru. Ke depan kami akan terus berusaha memperluas jaringan dan mendorong lebih banyak masyarakat untuk dapat berinvestasi di reksa dana," tuturnya.
Direktur Bank OCBC NISP Andrae Krishnawan mengatakan, kerjasama dengan Ashmore untuk mendistribusikan produk reksa dana akan memperkaya pilihan jenis investasi bagi nasabah Bank OCBC NISP.
”Sejalan dengan komitmen untuk menjadi Your Partner for Life bagi nasabah, Bank OCBC NISP senantiasa berupaya menghadirkan beragam produk yang bernilai tambah dan dapat menjadi solusi keuangan terbaik. Kami percaya, kerjasama dengan Ashmore ini dapat memberi layanan produk investasi terbaik serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi investasi para nasabah” jelasnya.
Reksa dana ADPN dan ADEN
Dengan didukung oleh tim manajemen yang solid, dua produk reksa dana saham yang dipasarkan melalui Bank OCBC NISP memiliki kinerja di atas rata-rata pasar. Reksa dana Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN), sebuah reksa dana saham yang berfokus pada saham-saham domestik yang memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp 30 triliun (small-cap), sejak awal tahun hingga 31 Oktober 2014 telah membukukan imbal hasil 32,4 persen, lebih tinggi dibandingkan kinerja IHSG sebesar 19,1 persen. Sementara sejak diluncurkan pada bulan Februari 2013, ADPN mampu memberikan imbal hasil hingga 41,3 persen. Pada periode yang sama IHSG tumbuh sebesar 13 persen.
Kinerja reksa dana Ashmore Dana Ekuitas Nusantara (ADEN) juga tak kalah cemerlang. Produk reksa dana yang fokus pada saham-saham domestik yang berkapitalisasi besar dan menengah ini sejak awal tahun 2014 (year-to-date) mencetak imbal hasil mencapai 25,3 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan IHSG sebesar 19,1 persen.
Ronni mengatakan, sebagai reksa dana berbasis saham, dua produk Ashmore tersebut masih memiliki ruang untuk terus berakselerasi sejalan dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun saat ini situasi ekonomi dihadapkan pada rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, namun dalam jangka panjang ekonomi Indonesia akan tumbuh semakin sehat. Selain didukung oleh fundamental yang bagus, kuatnya konsumsi domestik akan menjadi pendorong percepatan ekonomi Indonesia.
"Rencana kenaikan harga BBM subsidi tentu akan mempengaruhi ekonomi Indonesia, namun hanya sementara. Dengan pengalaman kami mengelola reksa dana selama 20 tahun, produk yang berbasis saham akan tetap menguntungkan," jelas Ronni.