Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Lion Group Siap Bangun Bandara Balaraja

Hasrat Lion Group untuk mengembangkan sayap bisnis sepertinya tidak pernah habis

Editor: Sanusi
zoom-in Lion Group Siap Bangun Bandara Balaraja
BLOOMBERG
Pesawat Lion Air saat tinggal landas dari bandara Soekarno -Hatta April 15, 2013. 

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hasrat Lion Group untuk mengembangkan sayap bisnis sepertinya tidak pernah habis. Turbulensi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi sepanjang tahun ini tidak menghalangi niat maskapai itu untuk berekspansi.

Satu tambahan rencana ekspansi Lion Group adalah membangun bandar udara (bandara) di Balaraja, Lebak, Banten. Tak cuma bandara, proyek itu juga akan berisi area bisnis bagi pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) serta pelaku usaha kelas menengah.

Total luasan lahannya 55 juta meter persegi (m2) atau sekitar 5.500 ha. Sementara perkiraan biaya pengembangan proyek itu lebih dari Rp 10 triliun.

Sejauh ini Lion Group akan mengembangkan sendiri proyek itu. Namun, Komisaris Lion Group Rusdi Kirana bilang tak menutup kemungkinan kelak akan menggandeng investor.

Rancangan maskapai penerbangan yang berdiri tahun 2000 itu, pembangunan bandara Balaraja membutuhkan waktu 10 tahun. Maskapai penerbangan itu menargetkan memulai pembangunan mulai tahun depan.

Alasan Lion Group memilih Lebak karena ingin mencuil potensi penumpang di bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang sudah melebih kapasitas. "Orang dari daerah Lebak misalnya, kalau ingin naik pesawat ke Soetta keluar biaya tambahan sangat besar, bisa sampai Rp 1 juta untuk transportasi dan penginapan. Kami ingin mengincar pasar ini karena ini potensial," beber Rusdi, di Batam, pekan lalu.

Rencana pembangunan bandara Balaraja itu menambah panjang daftar rencana ekspansi Lion Group. Tahun ini saja, maskapai itu sudah mencanangkan dua rencana lain.

Berita Rekomendasi

Pertama, ingin membangun bandara Halim Perdanakusumah dengan menggandeng Induk Koperasi TNI Angkatan Udara. Proyek yang belum dimulai itu bernilai Rp 5 triliun.

Kedua, membangun hanggar perbaikan pesawat di bandara Hang Nadim Batam melalui anak perusahannya PT Batam Aero Technic. Batam Aero tak bekerja sendiri tapi menggandeng CFM International. Biaya investasi proyek itu 500 juta dolar AS.

Target pertumbuhan

Sementara tahun lalu, maskapai penerbangan itu meneken transaksi pembelian 234 pesawat Airbus senilai 22 miliar dolar AS. Ratusan pesawat itu datang bertahap mulai tahun ini.

Pengadaan 234 armada pesawat Airbus itu menjadi bagian dari rencana jangka panjang yakni belanja 700 pesawat dari tahun 2007 hingga 2027. Maskapai itu belanja pesawat dari pabrikan Airbus, Boeing dan ATR.

Hingga November 2014, sekitar 180 armada pesawat sudah datang. Tak tanggung-tanggung total investasi belanja 700 pesawat itu mencapai 40 miliar dolar AS-50 miliar dolar AS.

Atas ekspansi jor-joran itu, Rusdi bilang biaya investasi dilakukan secara bertahap. "Tiap tahun kami menganggarkan investasi dimana 90 persen mengandalkan perbankan dan yang 10 persen dana internal hasil keuntungan yang kami putar lagi untuk investasi," ungkap Rusdi.

Sayang Rusdi tak mau blak-blakan tentang besar untung yang dikempit perusahaannya. Dia hanya bilang pendapatan Lion Group tahun 2013 tembus Rp 20 triliun.

Tahun ini dan tahun depan, Lion Group menargetkan paling tidak bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 5 persen-10 persen per tahun. Pertumbuhan kinerja itu diharapkan bisa menjadi bekal bagi rencananya melantai di Bursa Efek Indonesia tahun 2016.(Anastasia Lilin Y)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas