Aksi Profit Taking Bikin Dana Kelolaan Reksadana Turun
Penyebabnya, investor institusi diperkirakan merealisasikan keuntungan mereka agar kinerja akhir tahun terlihat bagus
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dana kelolaan reksadana saham pada bulan November turun. Penyebabnya, investor institusi diperkirakan merealisasikan keuntungan mereka agar kinerja akhir tahun terlihat bagus.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, dana kelolaan reksadana saham per 14 November 2014 sebesar Rp 94,66 triliun, menurun 1,36% dibandingkan akhir Oktober 2014. Sementara pada periode itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya turun 0,78%.
Di sisi lain, terjadi kenaikan dana kelolaan jenis reksadana lain. Sehingga ada kemungkinan investor mengalihkan dana mereka ke reksadana yang tingkat risikonya lebih minim.
Senior Portfolio Manager BNI Asset Management (BNI-AM) Hanif Mantiq mengatakan, memang ada aksi ambil untung (profit taking) investor reksadana saham BNI-AM pada kurun waktu tersebut.
Selanjutnya, para investor memindahkan uang mereka ke reksadana pasar uang yang tingkat risikonya jauh lebih kecil. Ini terlihat dari penambahan dana kelolaan ke reksadana pasar uang BNI-AM. "Uang yang masuk ke reksadana pasar uang sempat bertambah hingga Rp 2 triliun," kata Hanif.
Hanya saja, kondisi ini tak bertahan lama. Pasca pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 18 November 2014, dana kelolaan reksadana pasar uang menyusut dan duit kembali lagi ke reksadana saham. Investor tak terlalu khawatir dampak kenaikan harga BBM ke IHSG, sehingga come back ke reksadana saham.
Rudiyanto, Head of Operation and Business Development Panin Asset Management, menambahkan, di awal Nopember ada kecenderungan investor merealisasikan keuntungan, terutama investor institusi. Maklum, banyak di antara mereka menahan keuntungan sejak pertengahan tahun ini. "Tengah tahun sebenarnya mereka rata-rata sudah untung 20%., tapi baru direalisasikan sekara agar tutup bukunya terlihat bagus," ujar Rudiyanto.
Research Analyst PT Infovesta Utama Yosua Zisokhi mengatakan penurunan dana kelolaan reksadana dua pekan pertama di bulan November karena investor takut akan risiko kenaikan harga BBM, yang waktu itu belum jelas.
Di sisi lain, imbal hasil reksadana saham sudah cukup tinggi. "Jadi, redemption terjadi karena investor melakukan profit taking," ungkap Yosua. Tapi ia optimistis, dana kelolaan reksadana saham akhir tahun ini akan kembali bertambah. (Noor Muhammad Falih)