Perangi Mafia Migas Dengan Cara Mengolah Minyak Sendiri
Jika langkah ini dilakukan maka mafia pengimpor akan hilang dengan sendirinya.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua DPR RI, Marzuki Alie mengatakan untuk memerangi secara nyata para mafia migas, yang perlu dilakukan adalah langkah nyata yaitu mengolah seluruh minyak mentah domestik di kilang Pertamina.
"Jika langkah ini dilakukan maka mafia pengimpor akan hilang dengan sendirinya. Karena tidak akan ada impor minyak mentah dan tidak ada impor produk BBM," ujar Marzuki di Jakarta, Senin (8/12/2014).
Marzuki mengatakan, dengan upaya ini, artinya untuk BBM subsidi semuanya dalam kendali Pemerintah, sehingga berapa pun harga minyak mentah dunia tidak ada berpengaruh dengan harga BBM subsidi produksi sendiri. Termasuk nantinya minyak mentah yang diproduksi oleh lapangan Banyu Urip di Cepu.
Contoh sederhana upaya ini, kata Marzuki pernah dilakukan Pertamina tahun 2010- 2011. Untuk melakukan ini, juga tidak diperlukan banyak upaya, cukup seluruh minyak mentah hak pemerintah RI, diolah oleh Pertamina. Biaya cost recovery yang selama ini dibayar dengan minyak, sekarang dibayar saja dengan dollar AS sesuai dengan yang mereka keluarkan.
“Saya kuatir statemen Ketua Komiter Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri justru menjadi legitimasi bagi mafia untuk terus berjalannya ekspor impor minyak mentah dan impor BBM. Kalau Faisal Basri menyatakan Pemerintah keliru menurunkan harga minyak, artinya pola kerja Pemerintah saat inj tidak berubah, dari sebelumnya,” ujarnya.
Menurut Marzuki, Pemerintah justru seharusnya menyediakan hasil produksi dalam negeri seluruhnya untuk BBM subsidi, sehingga tidak berpengaruh berapapun harga minyak dunia. Hanya saja pendapatan Pemerintah dari hasil penjualan minyak Dalam Negeri akan menjadi Volatile, tergantung harga minyak dunia.
“Untuk itu Pemerintah harusnya segera berusaha bagaimana masyarakat segera beralih energy alternatif sehingga pada saatnya BBM tidak perlu lagi disubsidi,” ujar Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.
Mengenai statemen Faisal Basri tentang kilang Pertamina sudah tua dan tidak efisien, Marzuki berpendapat masalah kilang bukan pada umur kilangnya, tetapi pada selisih antara harga produk yang dihasilkan, dikurangi dengan biaya bahan baku minyak mentah dan juga biaya energi untuk mengolah minyak mentah tersebut pada kilang yang dimaksud.