Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jusuf Kalla Kritik Kontraktor Indonesia

Jalan Sudirman dan Thamrin ditutup tak ada kotoran jalan. Kalau kita yang tutup pasti ada kotoran dan macet.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jusuf Kalla Kritik Kontraktor Indonesia
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (8/12/2014). SBY menyatakan bahwa kunjungannya kali ini hanya sebatas reuni dan silaturahmi dengan mantan wakilnya tersebut. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontraktor di Indonesia masih perlu banyak berkembang kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau yang akrab dipanggil JK. Menurutnya kontraktor-kontraktor lokal secara teknologi serta sistem tertinggal jauh, hal itu bisa terlihat dari proyek-proyek yang dikerjakan.

JK dalam sambutannya di acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), di hotel JS.Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2014), menyebut salah satu kontraktor asing yang pekerjaannya layal ditiru, adalah kontraktor proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang dikerjakan kontraktor asal Jepang di Jalan Jendral Sudirman dan MH.Thamrin.

"Jalan Sudirman dan Thamrin ditutup tak ada kotoran jalan. Kalau kita yang tutup pasti ada kotoran dan macet. Ini jalan tak macet dan tak ada lumpur. Kita bisa belajar itu," katanya.

JK yang mengaku merupakan mantan anggota Gapensi itu mengatakan setidak nya ada empat hal pokok yang penting dimiliki kontraktor, yakni Sumber Daya Manusia (SDM), peralatan, sistem kerja dan modal yang cukup. Dari keempat faktor tersebut, yang terpenting adalah faktor SDM.

Setelah faktor SDM yang terpenting berikutnya adalah teknologi yang dalam hal ini berkaitan dengan peralatan dan sistem kerja. Faktor tersebut sangat penting menentukan, apakah bangunan yang dihasilkan sempurna sesuai keinginan.

Dalam bersaing memperebutkan klien, kontraktor juga harus berlaku wajar. JK berharap tidak ada lagi persaingan harga yang "habis-habis"an, sehingga merusak pasar dan mempengaruhi bangunan yang dihasilkan. Selain persaingan yang wajar, JK juga menyinggung proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga di Hambalang, Bogor, yang dikorup.

"Mark up besar-besaran seperti hambalang harus dihindari, bersaing yang wajar sehingga kualitas bagus dan anda dapat untung," katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas