Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pindad Ditunjuk untuk Produksi Konverter dan Tabung BBG

Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) terus dilanjutkan pemerintahan Jokowi dan JK

Editor: Sanusi
zoom-in Pindad Ditunjuk untuk Produksi Konverter dan Tabung BBG
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas tengah mengisi bahan bakar gas (BBG) pada bajaj melalui mobil pengisian BBG atau Mobile Refueling Unit (MRU) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2014). Minimnya Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jakarta, membuat sejumlah pengemudi bajaj yang hendak mengisi gas harus rela antre berjam-jam. Pengemudi bajaj meminta Pemerintah DKI Jakarta segera memperbanyak SPBG bagi bajaj agar tidak antre terlalu lama. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) terus dilanjutkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Pemerintah bahkan bakal menunjuk perusahaan plat merah PT Pindad untuk mengerjakan proyek pembuatan konverter dari BBM ke BBG.

Untuk itu Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla telah memanggil DIrektur Utama PT Pindad Silmy Karim ke kantornya. Usai bertemu JK, Silmi mengatakan pihaknya sudah menghitung kemampuan Pindad untuk membuat konverter BBM ke BBG.

Silmi bilang, pihaknya saat ini memiliki kapasitas produksi hingga 3 juta konverter. "Kita sedang menghitung, dan menyiapkan teknologi serta fasilitas," ujar Silmi, Selasa (20/1) di Jakarta.

Ia mengaku akan menjamin kualitas produk yang dibuatnya itu. Sebab proyek ini merupakan pekerjaan yang penting mengingat keinginan pemerintah untuk keluar dari permasalahan energi nasional. Sebab, cadangan minyak bumi nasional yang terbatas.

Selain akan memproduksi konverter, Pindad juga diminta untuk memproduksi tabung gas. Selama ini program pengadaan tabung dilakukan dengan cara mengimpor dari China. Dengan dibuatnya di dalam negeri, maka akan mengurangi beban impor. Meskipun sebagian komponennya masih berasal dari impor.

Silmy menegaskan pihaknya akan tetap fokus mengembangkan industri pertahanan dengan memproduksi alat sistem pertahanan utama (alutsista). Jika dibuat persentase, fokus Pindad untuk alutsista mencapai 80%.

Namun, karena Pindad memiliki alat-alat, mesin-mesin dan teknologi yang mendukung, tidak ada salahnya mensuport program pemerintah lain. "Itu supaya program nasional bisa berjalan dengan baik," ujarnya.(Asep Munazat Zatnika)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas