Kisruh KPK-Polri Bikin Pengusaha Konstruksi Khawatir
Andi mengatakan, kisruh tersebut membuat optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia menjadi rusak.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha berharap kisruh antar lembaga-lembaga hukum tidak berlarut-larut. Pasalnya, kisruh antar lembaga hukum kian menegaskan adanya ketidakpastian hukum di Indonesia. Ketidakpastian ini membuat investor ingin kabur dari Indonesia.
“Dunia usaha khawatir sekali. Kisruhnya malah antar lembaga hukum yang paling sentral di negara ini. Ini akan mempertegas adanya ketidakpastian hukum di negara ini. Harus cepat dituntaskan,” ujar ujar Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa di Jakarta, hari ini, Minggu (25/1/2015).
Andi mengatakan, kisruh tersebut membuat optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia menjadi rusak.”Ada banyak perbincangan diantara pengusaha kita, iklimnya sepertinya mundur lagi,” ujar Andi.
Dia mengatakan, dunia usaha awalnya optimis dengan dengan stabilitas politik di Tanah Air serta proyeksi dan rencana kerja pemerintahan baru dalam mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur. Gapensi juga melihat banyak terobosan yang telah dibuat oleh pemerintahan baru.
Namun, munculnya “gesekan” antar kedua lembaga hukum membuat dunia usaha terhenyak. Dikhawatirkan lagi, situasi ini dapat berkembang ke rana politik. Padahal, kepastian dan kestabilan hukum dan politik itu menjadi kunci sukses pencapaian target investasi.
Target Investasi
Andi mengatakan, pengusaha mengharapkan agar pemerintah segera menuntaskan kisruh tersebut. Pasalnya sejumlah kendala lain ikut mempengaruhi iklim investasi di Tanah Air, seperti minimnya infrastruktur, pelemahan kinerja komoditas seperti batubara, minyak dan CPO, serta implementasi program hilirisasi industri yang masih pada tahap awal.
Sebagaimana diketahui pemerintah menargetkan investasi tahun 2015 mencapai Rp 519 triliun dengan pertumbuhan sebesar 15 persen. Badang Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada 2013 sebesar Rp 406 triliun dan target tahun 2014 sebesar Rp 456 triliun,
Andi mengatakan pemerintah juga harus mengejar daya saing investasi agar mampu merebut hati investor. Indeks daya saing global versi World Economic Forum (WEF) 2014 menempatkan Indonesia di peringkat ke 34 dari 58 negara. Pencapaian ini hanya bergeser sedikit dibandingkan posisi ke 38 pada 2013.