Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

TKDN di Proyek Infrastruktur Masih Rendah

TKDN produk-roduk lokal dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia ternyata masih sangat rendah

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in TKDN di Proyek Infrastruktur Masih Rendah
Kontan
ILUSTRASI : pembangunan infrastruktur jalan layang 

TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) atau kandungan pekerjaan dan produk-roduk lokal dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia ternyata masih sangat rendah. Selama ini berbagai proyek infrastruktur di Indonesia masih didominasi produk dan pekerja ahli asing.

Pekerjaan-pekerjaan pembangunan mega-proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam beberapa tahun ke depan menyimpan peluang sangat besar untuk mengembangkan dan mendayagunakan potensi industri nasional hingga berkali lipat dari capaian saat ini. “Kondisi ini sangat memprihatinkan," kata Bobby Gafur Umar, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), akhir pekan lalu.

Bobby mengatakan, pembangunan mega-proyek infrastruktur di segala sektor dalam beberapa tahun ke depan harus bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menggali dan mendayagunakan potensi industri domestik. Bobby mencatat, anggaran proyek infrastruktur bisa mencapai Rp 5.519 triliun. "Kita tidak boleh melepaskan momentum ini untuk memajukan industri dalam negeri,” ujarnya.

Rencana pembangunan infrastruktur kelistrikan sebesar 35.000 megawatt yang sudah dimatangkan oleh pemerintah, misalnya, menjadi momentum penting untuk mulai secara serius mengembangkan segala potensi dan kemampuan domestik.

Dalam banyak proyek, selama ini perusahaan-perusahaan kontraktor EPC (Engineering Procurement Construction) berbendera asing masih mendominasi pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan rekayasa di dalam negeri. Banyak faktor yang menyebabkan dunia konstruksi Indonesia sehingga perusahaan-perusahaan kontraktor dan EPC lokal tidak dominan di negeri sendiri, dan hanya menjadi “pemain pembantu”, atau bahkan penonton saja. Antara lain transfer teknologi dan kemampuan (skill) tidak berjalan, serta keberpihakan pemerintah yang masih kurang.(KONTAN/ Agus Triyono)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas