Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Udang Galah dan Padi Untuk Kedaulatan Pangan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali galakkan program Minapadi yang dipadu dengan budidaya udang galah

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Udang Galah dan Padi Untuk Kedaulatan Pangan
Tribun Medan/Dedy Sinuhaji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali galakkan program Minapadi yang dipadu dengan budidaya udang galah dengan mengoptimalkan fungsi lahan sawah irigasi. UGADI (Udang Galah Bersama Padi) merupakan pengembangan dari MINA PADI yang lebih dulu diperkenalkan ke masyarakat.

UGADI merupakan salah satu langkah guna meminimalisasi alih fungsi lahan padi. Seperti sudah banyak diketahui bahwa banyak lahan padi yang berubah fungsi dan menggerus lahan sawah yang mengancam kedaulatan pangan nasional.

"Dengan metode ini diharapkan alih fungsi lahan sawah dapat berkurang dan dapat meningkatkan produktivitas pembudidaya serta mewujudkan kedaulatan pangan nasional," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), Achmad Poernomo, Kamis (12/3/2015).

Achmad menjelaskan budidaya udang galah yang terintegrasi bersama padi di lahan persawahan yang sama merupakan bentuk pemanfaatan secara nyata dari keterbatasan lahan, serta meningkatkan produksi perikanan. Udang galah yang ditanam bersama padi diharapkan sebagai agen pengendalian hayati yang mengendalikan serangga hama dan gulma di lahan persawahan.

"Dengan tujuan utama untuk menambah hasil panen berupa udang galah tambah Achmad.

Udang galah dipilih dalam program ini karena memiliki toleransi lingkungan yang luas. Udang galah mampu tumbuh baik di air tawar sampai air bersalinitas di bawah 15 serta memiliki toleransi yang luas terhadap suhu.

Prinsip-prinsip dasar yang terlibat dalam pertanian terpadu adalah pemanfaatan efek sinergis dari kegiatan pertanian terpadu dan konservasi termasuk pemanfaatan penuh limbah pertanian. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa "tidak ada limbah" dan limbah hanya sumber daya yang salah tempat yang dapat menjadi bahan berharga untuk produk lain.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas