2014, Garuda Telan Kerugian Hingga 373 Juta Dolar AS
Emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) harus menelan pil pahit.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) harus menelan pil pahit. Pasalnya, sepanjang 2014 Garuda Indonesia mengalami kerugian 373,04 juta dolar AS, atau setara dengan Rp 4,84 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS).
Padahal, perseroan pada 2013 mampu mendulang keuntungan sebesar 10,78 juta dolar AS, atau sekitar Rp 129,36 miliar (kurs Rp 12.000 per dolar AS). Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/3/2015).
Perusahaan yang kini dipimpin oleh Arif Wibowo selaku Direktur Utama GIAA. Membukukan pendapatan 2014 sebesar 3,38 miliar dolar AS, naik 6,62 persen dari periode 2014 sebesar 3,17 miliar dolar AS.
Walaupun pendapatan meningkat, Garuda mencatat kenaikan beban usaha dari 3,74 miliar dolar AS di 2013 menjadi 4,29 miliar dolar AS pada 2014.
Beban terbesar terjadi pada operasional penerbangan dari 2,24 miliar dolar AS menjadi 2,56 miliar dolar AS, kemudian pemeliharaan dan perbaikan dari 287,12 juta dolar AS menjadi 420,88 juta dolar AS.
Tercatat pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, saham GIAA melemah 10 poin atau 1,92 persen ke level Rp 510 per saham.