Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Elza Syarief: Iwapi Harus Kaya Dulu Baru Bisa Bantu orang Lain

Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) ingin lebih profesional lagi setelah puluhan tahun seolah tertinggal.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Elza Syarief: Iwapi Harus Kaya Dulu Baru Bisa Bantu orang Lain
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), Elza Syarief (58). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) ingin lebih profesional lagi setelah puluhan tahun seolah tertinggal. Kini setiap anggota harus bisa mandiri, harus kuat terutama di bidang ekonomi, baru bisa membantu yang lain.

"Saya ingin mengubah Iwapi pelan-pelan. Member harus bisa profesional, bisa pintar cari uang, harus bisa jadi kaya sehingga bisa bantu orang lain. Kalau kita sendiri tak punya uang, bagaimana bisa bantu orang lain?" kata Elza Syarief, Ketua Umum Iwapi yang juga pengacara terkenal Indonesia khusus kepada Tribunnews.com di Tokyo Jepang, Jumat (20/3/2015).

Setelah mempunyai uang, bisa mempekerjakan banyak wanita Indonesia di perusahaannya.

"Jadi kita tak perlu ekspor wanita ke luar negeri, kan itu kurang baik. Tetapi mereka juga butuh kerja dan uang untuk kehidupannya. Itulah sebabnya kita mesti kuat sehingga bisa menarik mereka bekerja di dalam negeri Indonesia," katanya lagi.

Iwapi menurut Elza juga telah mendaftarkan logonya dan berbagai perangkat organisasi ke kantor patent Indonesia.

"Banyak yang bertanya buat apa? Nanti lah pasti mereka bisa tahu ada manfaatnya. Demikian pula Iwapi dulu belum didaftarkan di kementerian dalam negeri, lalu saya daftarkan sehingga kini semua resmi adanya," jelasnya lagi.

Berita Rekomendasi

Kerjasama juga dilakukan Iwapi dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk pembuatan Kartu anggota sehingga penguntungkan semua pihak.

"Kita juga bekerja sama dengan LIPI untuk mengembangkan beberapa budi daya tanaman perkebunan dan juga garam. Masa Indonesia mesti impor garam sih? Kita kan negara kaya, segalanya ada, bisa dibudidayakan dan diproduksi oleh kita sendiri. Itulah sebabnya ada anggota kita yang sudah sukses mengembangkan sagu di Sumatera. Dari sagu bisa buat tepung, kue, bahkan sudah ada beras sagu yang sangat bagus buat kesehatan ketimbang beras itu sendiri," ungkap Elza.

Selain itu Iwapi juga mendapat banyak tawaran kerja sama dari berbagai negara seperti Polandia, Myanmar dan Kanada.

"Bahkan kita diundang untuk berpartisipasi melakukan fashion show tingkat dunia di Milano Italia. Kita akan tampilkan tenun ikatnya Nusa Tenggara yang cantik itu di sana, sehingga made in Indonesia bisa bergema di kancah internasional," jelasnya lagi.

Kerjasama juga dilakukan dengan pihak kementerian sosial, kementerian koperasi dan sebagainya.

"Pada dasarnya kita para wanita Indonesia ingin jadi profesional sehingga bisa membantu sebanyak mungkin rakyat Indonesia. Termasuk pula penyuluhan ke pesantren sehingga mereka tidak jadi fanatik dengan jihad dan sebagainya. Oleh karenanya kita harus berikan jalan keluar supaya bisa bekerja dan menghasilkan uang dan mereka bisa hidup sendiri dengan baik," kata Elza.

Pada hakekatnya kini Iwapi sedang berbenah diri supaya bisa mandiri dan pada akhirnya bisa membantu banyak anggota rakyat Indonesia di mana pun berada. Elza mencontohkan ternyata masih ada anggota di daerah yang belum bisa menggunakan email, tak tahu membuat situs website perusahaannya, tak bisa membuat profil perusahaannya.

 "Kita benahilah satu per satu," ujarnya lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas