Menteri Marwan: Jeruk Selorejo Sangat Layak Diekspor
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengaku terpukau dengan Jeruk hasil pertanian warga Desa Selorejo.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengaku terpukau dengan Jeruk hasil pertanian warga Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur.
"Jeruknya manis, enak. Nggaak kalah saing lah dengan jeruk-jeruk impor," ujar Marwan, usai memetik beberapa jeruk
di kebun milik Nur Rahmawati, saat berkunjung ke Desa Selorejo, Dau, Kabupaten Malang, Jumat (27/3/2015).
Menurutnya, desa-desa yang memiliki potensi untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa perlu diberikan
perhatian khusus, agar dapat meningkatkan kesejahteran warga setempat.
"Desa potensial seperti Selorejo ini perlu diberi perhatian khusus. Kita berharap kedepan tidak perlu lagi ada
impor jeruk, di dalam negeri kan banyak jeruk, ya salah satunya di desa ini, masa kita masih mau impor," katanya.
Ia pun menegaskan, pemerintah telah berkomitmen untuk lebih memperketat aktivitas impor dalam segala hal, termasuk
impor buah yang selama ini masih berjalan.
"Pak Presiden Jokowi juga telah menyampaikan dalam berbagai kesempatan, agar lebih memperkecil aktivitas impor,
kita harus bangga dan memanfaatkan hasil produksi kita sendiri," terang Marwan.
Menjelang penyaluran Dana Desa yang akan dicairkan April mendatang, Marwan pun meminta kepada para Kepala Desa
agar memperhatikan potensi desa masing-masing.
"Kalau ada potensi hasil produksi lokal, dibentuk BUMDes, dikelola bersama antara pemerintah desa dengan warganya,
pasti akan lebih bermanfaat," tandasnya.
"Seperti Desa Selorejo ini, saya yakin laju perekonomiannya akan semakin baik kalau dikelola dengan baik dengan
melibatkan semua komponan di desa setempat," tambah Marwan.
Dengan adanya potensi desa agrowisata buah seperti Desa Selorejo, lanjut Marwan, pemerintah perlu mendorong agar
penjualan hasil pertanian jeruk warga dapat dijual hingga ke mancanegara.
"Ini akan menjadi tugas kita, termasuk kampus-kampus untuk melakukan pendampingan, pembinaan, agar kita potensi
desa seperti ini bisa lebih berkembang dan hasilnya bisa diekspor," tutur Marwan.
Pemilik kebun jeruk, Nur Rahmawati (48), mengatakan, ia sudah sejak 15 tahun lalu memiliki 350 pohon jeruk.
"Setiap 6 bulan dipanen, lumayan hasilnya bisa sampai Rp 50 jutaan sekali panen," aku Nur.
Dia menjelaskan, mengelola kebun jeruk relatif mudah karena cukup melakukan perawatan dengan menyiran pohon-pohon
jeruk tersebut 10 hari sekali.
"Yang penting perawatan ya, 10 hari sekali disemprot dengan pestisida. Pasti bagus hasilnya," bebernya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.