Harga Mahal Bukan Karena BBM Tapi Beras Ditimbun
Dari data Badan Pusat Statistik terjadi kenaikan inflasi 0,17 persen dari semula deflasi 0,36 persen
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Dari data Badan Pusat Statistik terjadi kenaikan inflasi 0,17 persen dari semula deflasi 0,36 persen. Hal tersebut membuat kenaikan harga bahan pokok terjadi di sejumlah daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengkaji kenaikan harga bahan pokok, tidak sepenuhnya diakibatkan kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu. Dari kajian Bappenas ada pihak yang melakukan penimbunan beras.
"Ada yang menyimpan stok terutama beras," ujar Kepala Bappenas/Menteri PPn Andrinof Chaniago, di Samarinda, Kamis (2/4/2015).
Andrinof memaparkan pihak pemerintah saat ini sudah turun ke lapangan mengatur kenaikan harga akibat penumbunan bahan pokok."Kita mengoptimalkan pengontrolan tim pengendali inflasi daerah, Bulog, dan operasi pasar pemerintah pusat," ujar Andrinof.
Andrinof memaparkan bahwa terjadi inflasi di bulan Maret adalah hal wajar. Mengingat pada bulan Januari dan Februari sudah terjadi deflasi." Naik inflasi wajar, masa terus-terusan deflasi dari awal tahun," kata Andrinof.
Andrinof menambahkan bahwa angka 0,17 persen masih dalam batas normal seusai terjadi deflasi dua bulan berturut-turut. "Kalau inflasi 1 persen baru kita khawatir," jelas Andrinof