Manulife Indonesia Yakin Pasarnya Tak Tergangu BPJS Kesehatan
"Masih akan ada pertumbuhan nasabah, karena pasarnya itu berbeda (antara BPJS Kesehatan dan Manulife Indonesia)," ucap Nelly.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manulife Indonesia meyakini pasarnya tidak akan terganggu, walau ke depan seluruh perusahaan diwajibkan mendaftarkan karyawannya sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Vice President Director & Chief Agency Officer Manulife Indonesia Nelly Husnayati mengatakan, semenjak BPJS Kesehatan didengungkan, peningkatan jumlah nasabah Manulife Indonesia masih terus bertumbuh. Hal ini menunjukan, bahwa tidak ada kompetisi antara BPJS Kesehatan dan perusahaan asuransi yang juga menawarkan produk kesehatan.
"Masih akan ada pertumbuhan nasabah, karena pasarnya itu berbeda (antara BPJS Kesehatan dan Manulife Indonesia)," ucap Nelly di Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurut Nelly, Manulife Indonesia saat ini memiliki 600 lebih rumah sakit rekanan dan para pemegang polis juga tidak perlu mendapatkan rujukan dari Puskesmas ketika ingin berobat ke rumah sakit. Kondisi tersebut, bebeda ketika hanya memiliki BPJS Kesehatan.
"BPJS Kesehatan kan harus ke Puskesmas dulu dan rumah sakitnya di tentukan. Manulife Indonesia kan tidak, bisa langsung ke rumah sakit yang deket rumah. Misalnya tinggal di Jakarta Barat, itu bisa ke rumah sakit Siloam," tuturnya.