Ekonomi Lesu, Lippo Insurance Targetkan Laba Rp 142 Miliar
PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) memandang 2015 sebagai tahun yang cukup menantang bagi industri asuransi.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) memandang 2015 sebagai tahun yang cukup menantang bagi industri asuransi. Sebab, ada pelambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal I 2015 sebesar 4,7 persen.
Atas kondisi tersebut, Lippo Insurance pun tidak muluk-muluk membidik laba tahun ini. Namun, perseroan berharap keuntungan sebelum pajak pada 2015 akan sama seperti sepanjang 2014 yakni sebesar Rp 142 miliar.
"Kondisi Indonesia saat ini berat, konsumen berat, persaingan bisnis moderat. Target kami minimal sama seperti tahun lalu, itu sudah bagus. Boleh dikatakan, profit before tax (tahun ini) sebesar Rp 142 miliar," tutur Presiden Direktur Lippo Insurance, Agus Benjamin, Rabu (27/5/2015).
Agus menjelaskan, premi perseroan pada kuartal I 2015 mampu tumbuh 16 persen menjadi Rp 376 miliar dan laba sebelum pajak naik 173 persen menjadi Rp 29 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 10,6 miliar.
"Tapi kuartal I ini tidak menggambarkan keseluruhan, saya lebih cenderung melihat pada kuartal II. Kita lihat industri lain sudah direvisi (targetnya), kita lihat kuartal II dulu pergerakannya ke arah mana," tutur Agus.
Adapun strategi perseroan dalam menghadapi perekonomian yang sedang melambat. Agus menjelaskan, bahwa Lippo Insurance dalam menawarkan produk asuransi dengan melakukan pendekatan ke masyarakat dan berupaya memberikan produk yang sesuai diinginkannya.
"Misalnya asuransi kesehatan, masyarakat kebingungan sekarang antara BPJS dan asuransi. Kami terus mendekati klien apa yang dibutuhkan, setiap klien kan selalu memiliki masalah yang berbeda-beda. Setiap produk itu harus ada strateginya masing-masing," ujarnya.
Sementara itu untuk mendukung bisnis perseroan, Lippo Insurance menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar Rp 8 miliar. Dana ini, Rp 4,5 miliar untuk pengembangan IT dan sistemnya.
Kemudian, Rp 1 miliar untuk penambahan kantor pemasaran dan sekitar Rp 2,5 miliar untuk kendaraan operasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.