Pertamina Bakal Eksplorasi Migas di Iran
Tindak lanjut terkini adalah kemungkinan Pertamina untuk masuk ke dalam kegiatan usaha hulu, baik sebagai operator atau pemegang share
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela-sela perhelatan OPEC yang digelar di Vienna, Austria, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said bersama delegasi dari Indonesia melakukan pertemuan billateral dengan produsen minyak dunia, Iran dan Uni Emirate Arab (UEA).
Pertemuan dengan Iran merupakan tindak lanjut dari pertemuan kunjungan Menko Bidang Perkonomian Sofyan Djalil bersama Menteri ESDM di Iran beberapa waktu yang lalu.
"Tindak lanjut terkini adalah kemungkinan PT Pertamina (Persero) untuk masuk ke dalam kegiatan usaha hulu, baik sebagai operator atau pemegang share," ungkap Sudirman melalui keterangan resmi, Kamis (4/6/2015).
Dalam pertemuan tersebut Sudirman juga mendorong untuk terus melakukan diskusi lebih detail agar Iran dapat menyuplai minyak mentah dalam jumlah besar ke Indonesia untuk jangka waktu yang panjang.
Sementara untuk transaksi, masih memerlukan pembahasan lebih lanjut sambil menunggu dicabutnya sanksi perdagangan terhadap negara Iran oleh komunitas internasional.
Dalam diskusi tersebut, Iran juga menawarkan kondensat dalam jumlah besar dan LPG. Saat ini, produksi Iran untuk kondensat adalah 1 juta barel dan produksi LPG 15 juta metrik ton.
Di sisi lain, Iran membuka kesempatan bagi indonesia berinvestasi dalam bidang pupuk, mengingat harga gas di Iran sangat murah (2 – 3 USD/MMBTU). Lokasi yang ditawarkan adalah di bagian selatan Iran yang dekat berbatasan dengan Pakistan.
Jika program ini diimplementasikan, maka Indonesia dapat memiliki suplai pupuk urea yang kompetitif dalam jangka panjang. Selain dengan Iran, lanjut Sudirman, Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) juga membuka peluang untuk berinvestasi melalui National Oil Company (NOC) Mubadala Petroleum untuk mengoperasikan blok-blok minyak di Indonesia.
Saat ini Mubadala telah mengoperasikan Blok Sebuku dan juga tengah melakukan joint study (tahap awal eksplorasi) di wilayah Natuna.
“Di sisi hilir Pemerintah UEA menawarkan crude dan BBM dengan skema pembelian langsung antar NOC tanpa perantara. Pemerintah UEA juga menawarkan untuk berpartisipasi dalam penanaman investasi untuk pembangunan kilang minyak," pungkas Sudirman.(Estu Suryowati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.