KKP: Penyakit Udang di Medan Bukan EMS
Udang positif mengalami penyakit White Feses Disease (WFD) atau yang dikenal dengan penyakit kotoran putih.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan dan Budidaya (DJPB) telah menerima aduan penyakit Early Mortality Syndrom (EMS) yang menyerang udang budidaya di Medan dan Lampung.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan dan Budidaya, Slamet Soebjakto Pembudidaya udang di Medan dan Lampung tengah heboh akan penyakit EMS tersebut. Melihat itu, DJPB langsung melakukan uji sampel laboratorium dari pusat budidaya udang di Medan. Sedangkan di Lampung, uji sampel belum dijalani.
Dari hasil uji sampel udang yang didapat dari budidaya udang di Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu, Medan, Slamet menyatakan penyakit udang yang dikhawatirkan para pembudidaya udang bukanlah penyakit EMS.
Hasil uji sampel di Loka Penyelidikan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LPPIL), Serang, Banten justru menyatakan udang positif mengalami penyakit White Feses Disease (WFD) atau yang dikenal dengan penyakit kotoran putih.
Penyakit kotoran putih ini biasanya muncul atau terdeteksi saat udang memasuki masa pemeliharaan di hari ke-40. Dimana hasil uji sampel menemukan bercak putih pada udang. "Bercak putih ini disinyalir sebagai tanda dari penyakit kotoran putih yang terinfeksi dari cacing atau grigarin yang mengeluarkan kotoran putih pada tempat budidaya udang," ujar Slamet, Rabu (10/6).
Meski demikian, penyakit kotoran putih ini tidak seberbahaya penyakit EMS. Dimana penyakit kotoran putih hanya 30% memicu kematian udang sedangkan EMS cenderung lebih berbahaya. Dari hasil ini, Slamet menyatakan kelegaannya terhadap kehebohan penyakit udang di Medan.
"Saya lega setelah hasil uji sampel ini keluar dimana positif bukan EMS. Meski white feses juga berbahaya namun, tim kami akan segera memberikan solusi penanganan kasus penyakit udang ini," tambah Slamet.
Slamet menambahkan bahwa Direktorat Perikanan dan Budidaya akan segera memberikan sosialisasi pencegahan penyakit white feses kepada pembudidaya udang. Menurut Slamet, terdapat tiga langkah pencegahan penyakit white feses dalam budidaya udang.
Pertama, pembudidaya jangan menggunakan induk udang dari tambak yang telah terinfeksi atau sudah tidak produktif. Kedua, pembudidaya jangan memberi pakan terlalu banyak karena dapat membuat zat organik menumpuk dan memicu pertumbuhan cacing grigarin. Ketiga, pembudidaya harus meningkatkan biosecurity terhadap lahan budidayanya.
Sedangkan untuk uji sampel udang di Lampung, Slamet menambahkan pihaknya akan segera mengirimkan tim khusus untuk mengambil sampel yang nantinya akan di uji di loka penyelidikan di Serang, Jepara, dan Aceh. Hal ini kemudian akan diteruskan untuk sosialisasi terhadap pembudidaya udang setempat.(KONTAN/Yulianna Fauzi)