Telkom Gandeng Singtel Garap Pusat Data
Telkom menggandeng Singapore Telecommunication Limited (Singtel) Pte Ltd. untuk menggarap proyek pembangunan pusat data
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Kiprah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengepakkan sayap bisnis di Singapura makin menjadi. Lewat anak usaha Telkom di negeri Merlion, Telekomunikasi Indonesia International Pte Ltd Singapore (Telin Singapore), Telkom menggandeng Singapore Telecommunication Limited (Singtel) Pte Ltd. untuk menggarap proyek pembangunan pusat data (data center) di negeri itu awal bulan ini.
Dua perusahaan telekomunikasi ini bakal menugaskan anak usaha masing-masing di bidang teknologi informasi (TI) membentuk perusahaan patungan di bidang sejenis. Telkom menugaskan PT Telkom Sigma, sedangkan Singtel lewat NCS Pte Ltd. Perusahaan joint venture ini targetnya bisa terbentuk akhir 2015.
"Saat ini masih inisiatif, masih kami follow up untuk bisa menjadi memorandem of understanding (MoU) dan kemudian menuju proses joint venture," jelas Indra Utoyo, Direktur Inovasi dan Portofolio Strategis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Sabtu malam (20/6/2015).
Ia berharap, kerjasama bisnis ini bisa mengimplementasikan sektor TI atau solusi teknologi yang sudah lebih maju di Singapura. Indra mencontohkan soal penggunaan teknologi di sektor transportasi yang sudah berkembang di negeri tersebut, baik itu transportasi darat atau laut.
Telkom berharap, setelah bermitra dengan Singtel, mereka bisa menerapkan dan mengembangkan teknologi serupa di tanah air. Apalagi kini moda transportasi publik tengah gencar dibangun.
Telkom mayoritas
Meski pembentukan perusahaan patungan masih belum final, Telkom berminat bisa menggenggam saham mayoritas di perusahaan kerjasama ini. Perinciannya adalah Telkom Sigma memiliki 60% saham di perusahaan patungan tersebut. Sisanya, 40%, dikempit NCS Pte Ltd. Saat ini, Telkom dan Singtel masih mendetailkan porsi kepemilikan perusahaan patungan yang akan menggarap bisnis data center tersebut.
Indra memastikan, Telkom tidak bakal keluar banyak biaya di perusahaan patungan tersebut. Soalnya, bidang usaha perusahaan ini adalah jasa solusi teknologi.
Kalaupun nantinya bakal cucu usaha Telkom ini butuh prasarana dan sarana, seperti ruang kantor, ia bisa menumpang di anak usaha Telkom yang berbasis di Singapura, yakni Telin Singapore. "Keluar dana kemungkinan baru tahun depan," ucapnya.
Heri Sunaryadi, Direktur Keuangan Telekomunikasi Indonesia menambahkan, saat ini pihaknya masih mengantongi dana hasil penerbitan surat utang. Dari hasil lelang obligasi, Telkom meraup dana Rp 7 triliun. Nah, Telkom sudan anggarkan 80% dari hasil lelang surat utang ini untuk belanja modal termasuk untuk memodali pembangunan data center di Singapura. Sisanya untuk membiayai pengembangan mobile virtual network atau jasa layanan telekomunikasi bergerak untuk suara dan data.
Telkom pun berharap, kerjasama bisnis ini bisa memberi efek bisnis yang positif bagi perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini. Asal tahu saja, Telkom sudah mengepakkan sayap bisnis di Singapura lewat Telin Singapore Pte LTd.
Hasilnya memang terbilang positif. Pendapatan PT Telin tahun lalu Rp 2,5 triliun. Sekitar Rp 1 triliun berasal dari Telin Singapore.
Sedangkan Telkom Sigma sendiri tahun ini menargetkan pendapatan Rp 3 triliun. Target ini melonjak 50% dari pendapatan tahun lalu Rp 2 triliun. Sebagai catatan saja, pada kuartal I-2015, pendapatan Telkom Rp 17,14 triliun, naik 2% dari pendapatan kuartal I-2014 yang tercetak Rp 15,23 triliun.(KONTAN/RR Putri Werdiningsih)