Kondisi Ekonomi Belum Membaik, BNI Revisi Target Pertumbuhan Kredit
PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) merevisi target pertumbuhan kredit sepanjang 2015
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) merevisi target pertumbuhan kredit sepanjang 2015, seiring belum membaiknya kondisi perekonomian dalam negeri.
"Target kredit awalnya tumbuh 15 persen sampai 17 persen (dari tahun sebelumnya), tapi kita revisi hingga akhir tahun diperkirakan 12 persen sampai 14 persen pertumbuhan kreditnya," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (30/7/2015).
Menurut Achmad, pertumbuhan kredit pada semester II 2015 akan lebih membaik yang didorong dengan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah di berbagai wilayah. Hal ini pasti, membuat perusahaan sektor konstruksi membutuhkan dana besar dan pengajuan kredit makin meningkat.
"Sektor konstruksi akan mendorong dengan infrastruktur yang sudah mulai dicanangkan, tapi bukan korporasi saja tetapi kredit menengah dan kecilnya mengalami kenaikan nanti," ujar Baiquni.
Pada semester I 2015, BNI menyalurkan kredit sebesar Rp 288,7 triliun atau naik 12,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit ini, ditopang oleh pertumbuhan pinjaman BUMN yang naik 23,9 persen atau menjadi Rp 50,5 triliun.
Walau mengalami pertumbuhan double digit, bank pelat merah tersebut mengalami peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi 3 persen dari sebelumnya 2,2 persen.
Ia menilai meningkatnya NPL tersebut diakibatkan adanya keterlambatan kreditur di beberapa segmen mengalami keterlambatan bayar. Salah satunya, kredit korporasi di sektor minyak dan gas.
"Kita tahu harga minyak mengalami penurunan tajam, dari 120 dolar AS per barel menjadi 50 dolar per barel, dan perusahaan banyak melakukan renegosiasi kontrak kerjanya dan membuat pembayaran terlambat," ujar Baiquni.