RNI Selamatkan Anak Usahanya yang Sedang Sakit
Sebagai anak perusahaan RNI terbesar kedua dari segi asset, PT PG Rajawali II memiliki potensi keuntungan dan kerugian yang besar
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI Persero) semakin fokus melakukan pembenahan internal perseroan melalui penyelamatan anak-anak perusahaannya yang sedang sakit, diantaranya PT PG Rajawali II Cirebon dan PTP Mitra Ogan.
Sebagai anak perusahaan RNI terbesar kedua dari segi asset, PT PG Rajawali II memiliki potensi keuntungan dan kerugian yang besar apabila tidak dioptimalkan dengan baik.
Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, harapan perbaikan PT PG Rajawali II sudah pasti ada. Masih banyak para investor yang sangat berminat untuk menanamkan uangnya memperbaiki dan mengelola PG-PG di PT PG Rajawali II.
“Tim kami sedang menggodok dengan serius berbagai alternatif kemitraan atau kerja sama dengan investor untuk membenahi PT PG Rajawali II,” ujar Didik, Selasa (11/8/2015).
Didik mengatakan, salah satu peluang yang bisa diambil agar PT PG Rajawali II bisa segera bangkit adalah melakukan perbaikan pasca panen, yang diyakini akan langsung menaikkan produksi tanpa investasi apapun. “Masih banyak tebu tertinggal di kebun, baik tercecer maupun karena tingginya tunggak akibat tebangan yang kurang pandhes,” kata Didik.
Masalah yang sama juga terjadi di PTP Mitra Ogan yaitu peningkatan kinerja produksi melalui perbaikan pasca panen juga terjadi di kebun-kebun sawit PTP Mitra Ogan. “Ini diketahui setelah beberapa hari kami menjabat sebagai Direksi PT RNI. Saat itu kami memanggil jajaran Direksi PTP Mitra Ogan untuk membahas berbagai hal terkait dengan kinerja PTP Mitra Ogan,” kata Didik.
Sementara, lanjut Didik, kondisi kebun PTP Mitra Ogan masih memiliki potensi cukup tinggi, 5 tros per pokok dan berat buah yang baik. Namun sekali lagi, potensi ini tidak didukung dengan penanganan pasca panen dan infrastruktur kebun yang memadai.
“Banyak buah yang tidak terpanen, tertinggal tidak terangkut atau sistem sortasi yang longgar serta losses yang masih tinggi, menyebabkan hasil akhirnya kurang memuaskan. Penyebab utamanya antara lain adalah infrastruktur jalan kebun yang sangat memprihatinkan,” ucap Didik.
Secara konsolidasi, kinerja Semester I tahun 2015 PT RNI saat ini cukup menggembirakan. Omset naik 10 persen dan laba kotornya juga meningkat 42 persen dari tahun lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.