Dipersoalkan Rizal Ramli, Perlukah Garuda Beli Pesawat A350?
Rencana Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus A350 dipersoalkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus A350 dipersoalkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.
Mantan menteri koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu mendesak agar Garuda membatalkan pembelian pesawat berbadan besar (widebody) yang rencananya akan digunakan untuk penerbangan jarak jauh ke Eropa.
Alasanya, penerbangan Garuda ke benua biru itu selama ini selalu merugi. Lantas perlukah pembelian Airbus A350?
Menurut pengamat penerbangan Gerry Soejatman, rencana Garuda membeli pesawat Airbus A350 merupakan bagian dari peremajaan armada. Hal itu sangat penting bagi kelanjutan bisnis Garuda Indonesia ke depan.
"Peremajaan armada terutama untuk pesawat berbadan lebar ini dibutuhkan jika kita ingin Garuda tetap kompetitif dari segi biaya operasional, karena (Boeing) 787-900 atau (Airbus) A350 jauh lebih irit dibanding pesawat-pesawat yang ada," ujar Gerry saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Dia menuturkan, Garuda memiliki dua opsi apakah akan membeli 30 pesawat Boeing 787-900 Dreamliner ataukah Airbus A350 untuk peremajaan armadanya. Hingga saat ini, Garuda belum memutuskan akan memilih Boeing atau Airbus.
Tanpa pesawat itu, total armada widebody Garuda hingga 10 tahun mendatang berjumlah 46 pesawat, terdiri dari 10 pesawat A330-200, 11 pesawat A330-300 plus 13 lagi dalam pemesanan, 7 pesawat B777-300ER dan 3 pesawat lagi belum delivery, serta 2 pesawat B747-400.
Namun dalam waktu dekat, lanjut Gerry, banyak pesawat widebody Garuda itu yang harus dipensiunkan karena faktor umur. Apabila dipertahankan dan tak melakukan peremajaan pesawat, maka Garuda akan tertinggal dengan perkembangan teknologi pesawat yang terus berkembang.
"Akan ada enam pesawat A330-300 yang lama dan dua pesawat B747-400 akan dipensiunkan, dijual, dan lain-lain. Jadi tinggal 38 pesawat. Tapi pesawat A330-200 Garuda juga sudah ada yang mulai dilepas-lepas juga (dikembalikan ke leasing company). Saat ini ada dua pesawat yang sudah disewakan ke maskapai lain, jadi sisa 36 pesawat," kata dia.
Penulis: Yoga Sukmana