'Yang Datang Cuma Lihat-lihat, Tanya Harga Kemudian Berlalu'
Para pedagang batu akik pun kini mengeluh karena ketika ramai sehari bisa meraih Rp 5 juta, sekarang dapat Rp 1 juta saja
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Lorong-lorong di gedung Jakarta Gems Center (JGC), Rawa Bening, Jatinegara Jakarta Timur, itu kini tak seramai tiga tahun terakhir.
Kondisi di dalam bangunan empat lantai itu kini sepi pengunjung, tidak berbeda jauh dengan keramaian yang kerap disaksikan di pasar tradisional.
Para pedagang batu akik pun kini mengeluh karena ketika ramai sehari bisa meraih Rp 5 juta, sekarang dapat Rp 1 juta saja sudah bersyukur.
Para pedagang di JGC pun mengaku bingung kenapa pengunjung pasar batu akik terbesar itu turun drastis sejak beberapa bulan lalu.
Beberapa pedagang memprediksi, ada beberapa faktor yang jadi penyebab pasar batu akik di sana lesu.
Pertama, karena faktor ekonomi Indonesia yang saat ini masih dalam kondisi kurang baik. Kedua, karena saat ini sudah banyak tempat di Jakarta yang dijadikan sebagai pusat penjualan batu akik.
“Mudah-mudahan saja ini bukan pertanda buruk masyarakat mulai meninggalkan hobi batu-batuan, tapi hanya karena iklim ekonomi yang sedang kurang bagus saja,” ucap Ahmad (34), pemilik Sham Gems di JGC kepada Warta Kota akhir pekan lalu.
Sekitar tiga bulan silam, penurunan pengunjung maupun pembeli d JGC sudah mulai terasa.
Menurut Ahmad, pengunjung semakin sepi ketika memasuki bulan Ramadan 1436 H lalu. Penurunan pengunjung hampir 60 persen dari kondisi biasanya.
Ahmad ketika ditemui Warta Kota hanya duduk termenung di belakang meja etalase yang memajang berbagai jenis batu akik maupun batu mulia.
Beberapa orang yang melintas di depan kiosnya lebih banyak melihat-lihat saja, sebagian bertanya soal harga, sesudah itu mereka berlalu.
“Jualan juga jadi sepi. Sehari bahkan seminggu bahkan tidak ada pembeli. Mungkin karena batu-batuan yang saya jual kelasnya menengah ke atas, jadi dengan kondisi seperti sekarang makin sulit cari pembeli,” ujarnya.
Kios milik Ahmad memang menjual berbagai jenis batu akik maupun batu mulia dengan kualitas bagus seperti batu bacan, pirus, kalimaya dan beberapa jenis batu lainnya dengan harga berkisar jutaan hingga ratusan juta rupiah.
“Dulu masih ada saja orang yang beli batu seharga puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Sekarang semakin susah mencari pembeli dengan segmen itu,” katanya.
Sementara itu, di kios-kios gemstone lainnya, banyak dijual berbagai jenis batu dengan harga obral, mulai dari Rp 10.000.
Tetapi untuk harga jenis batu yang sudah terkenal seperti bacan, pirus, kalimaya dan beberapa jenis batu mulia masih relatif stabil.
“Batu yang dijual murah itu biasanya jenis yang mudah mendapatkannya. Kalau jenis batu yang terkenal harganya masih sama, khususnya batu bacan,” jelas Ahmad. (WARTA KOTA CETAK/fha)