Ekonomi Global Terpuruk, Harta Orang Terkaya Dunia Ikut Susut
Orang paling tajir dunia di sektor energi, Harold Hamm, kehilangan harta US$ 895 juta atau 9% dari total kekayaannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Raut wajah ratusan miliarder dunia muram. Gejolak pasar finansial global sontak menggerus kekayaan orang-orang tajir sejagat raya. Pekan ini harta 400 miliarder terkaya lenyap hingga sebesar US$ 182 miliar.
Devaluasi yuan, harga minyak mentah yang anjlok, dan data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang memburuk memicu kejatuhan bursa global. Alhasil, harta 400 miliarder di jajaran Bloomberg Billionaires Index tergerus.
Sejumlah miliarder tersohor mengalami kerugian telak dalam sepekan terakhir termasuk investor Warren Buffett. Sepekan kemarin, kekayaan Buffett lenyap US$ 3,6 miliar menjadi U$ 63,4 miliar, lantaran saham perusahaan miliknya, Berkshire Hathaway Inc., anjlok lebih dari 5%.
Amblesnya harga minyak mentah ke bawah level US$ 40 per barel turut membakar aset miliarder di sektor energi hingga sebesar US$ 15,2 miliar hanya dalam sepekan. Orang paling tajir dunia di sektor energi, Harold Hamm, kehilangan harta US$ 895 juta atau 9% dari total kekayaannya.
Ivan Glasenberg, CEO Glencore Plc., ikut mengalami penyusutan harta sebesar US$ 237 juta dalam sepekan. Saham Glencore anjlok lebih dari 8% di bursa London dalam tujuh hari terakhir, dipicu pengumuman laba Glencore yang turun 56% di semester satu.
Miliarder China pun mengalami mimpi buruk. Aksi panik jual di bursa Negeri Tembok Raksasa menyusutkan harta 26 miliarder China hingga US$ 18,8 miliar. Penurunan harta terbesar menimpa Wang Jianlin, pendiri Dalian Wanda Commercial Properties yang kehilangan US$ 3,5 miliar.
“Sepekan terakhir memang sangat buruk. Tapi, jika melihat jauh ke belakang, pekan ini bukanlah musibah besar," ujar John Collins, Direktur Aspiriant, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (22/8).
Tidak tumbuh
Jika dihitung dari akhir tahun lalu (year to date), harta 400 miliarder terkaya tidak tumbuh, malah minus US$ 74 miliar menjadi
US$ 3,98 triliun. Di peringkat 10 besar miliarder, harta Carlos Slim yang tergerus paling dalam. Ketimbang akhir Desember 2014, harta raja telekomunikasi asal Meksiko ini susut 19,1% atau US$ 13,9 miliar menjadi US$ 58,7 miliar. Disusul kekayaan Buffet yang menguap 14,1% atau US$ 10,4 miliar pada periode sama.
Harta miliarder paling kaya, Bill Gates, pun terguncang gejolak bursa global. Kekayaan Gates tergerus 4,9% atau US$ 4,2 miliar. Namun, 11 dari 400 miliarder yang melorot kekayaannya itu tetap meraih cuan saat pasar finansial rontok. Salah satunya adalah miliarder Dilip Shanghvi, pendiri Sun Pharmaceuticals, yang hartanya bertambah US$ 467 juta. Penguatan dollar AS menambah harta Shangvi jadi US$ 18,9 miliar.
Sumber: Bloomberg