Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Bisnis Perusahaan Kapal Pesiar

Manajemen perusahaan tur dan pesiar, Princess Cruises menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berdampak signifikan

Editor: Sanusi
zoom-in Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Bisnis Perusahaan Kapal Pesiar
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen perusahaan tur dan pesiar, Princess Cruises menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak berdampak signifikan bagi perusahaan tersebut.

"Dampaknya sih tidak terlalu. Karena, mungkin untuk cruise (berlayar) dibeli enam bulan, satu tahun dan orang yang sudah planning (merencanakan) untuk cruise pastinya dia sudah ada budget-nya (anggaran)," kata Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, Farriek Tawfik dalam diskusi bersama pers terkait peluang dan dinamika industri pesiar Indonesia di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Ia mengatakan, konsumen mereka juga biasanya kelas menengah ke atas. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk berlayar juga tidak begitu mahal sehingga tidak berdampak signifikan.

Ia mengatakan, konsumen membeli paket perjalanan di atas kapal pesiar pada rentang waktu yang cukup lama sekitar 3-6 bulan sehingga mereka dapat mempersiapkan anggaran.

Untuk pelayaran yang dimulai pada 26 November 2015 misalnya, tiketnya telah dipesan sejak awal tahun. Sehingga perusahaan tur dan pesiar pun optimistis tidak akan berdampak signifikan bagi pasar.

"Tapi payment-nya (pembayaran biaya tiket berlayar) tiga bulan sebelum sailing (berlayar) sudah harus bayar. Bukan seperti beli e-ticket last minutes (menit-menit terakhir)," ujarnya.

Namun, Farriek mengatakan, bagi masyarakat atau konsumen yang berpenghasilan menengah ke bawah seperti mereka yang belum lama bekerja, konsumen tersebut kemungkinan menunda hingga rupiah kembali menguat.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, konsumen tentu telah menyisakan sebagian dari pendapatannya untuk memesan tiket berlayar, namun karena kondisi melemahnya rupiah sehingga mereka mengunakannya untuk membiayai keperluan lain dan akhirnya menunda untuk sementara waktu.

Berbeda dengan pekerja usia muda yang belum lama bekerja, pekerja yang berumur 40 tahun ke atas tentu memiliki keuangan yang lebih stabil. "Orang yang berumur 40 tahun ke atas lebih stabil, dia tidak kena dampak yang besar," tuturnya.

Untuk mempromosikan paket perjalanan tur dengan kapal pesiar, ia mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah Singapura terkait pariwisata, pemerintah Indonesia untuk kemudahan fasilitas visa, agen perjalanan dan Kementerian Pariwisata.

Princess Cruises adalah perusahaan tur dan pesiar yang mengoperasikan 18 armada kapal yang merupakan bagian dari Carnival Corporation and Plc.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas