TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah, Arief Mufraini, mengimbau masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa pembiayaan untuk tidak hanya melihat fluktuasi bunga. Masih banyak aspek lain yang harus dipertimbangkan.

Menurutnya harus diperhatikan betul bagaimana prosesi akad pembiayaan berlangsung. Pada saat akad, nasabah biasanya dibebani dengan biaya tambahan lain, seperti biaya administrasi atau provisi, biaya keterlambatan, bahkan biaya pelunasan dipercepat.

‎Arief menilai pembiayaan seperti itu memang dikembangkan sebagai premi ketidakpastian. Premi seperti ini tidak sama antara satu lembaga keuangan dengan lainnya.

Lembaga keuangan melihat hal ini sebagai hal wajar. Namun nasabah tentunya ada yang berpikir dua kali ketika diberitahukan premi semacam ini.‎ "Tentu ini jadi beban bagi nasabah," katanya, Senin (31/8).

Sementara itu Head of Risk Management, Rio Quiserto, dari UangTeman.com berpendapat tambahan biaya atas fasilitas pinjaman dan kredit memang menjadi pendapatan bagi bank atau lembaga keuangan.

Namun perusahaannya tidak memungut biaya tambahan seperti biaya provisi, iuran tahunan dan biaya pelunasan lebih cepat.

Bahkan menurut Rio, UangTeman.com selain memberikan layanan pelanggan terbaik,uangteman.com memberikan penghargaan kepada peminjam.

"Peminjam yg memiliki catatan pembayarannya lancar akan mendapatkan bunga yg lebih rendah untuk peminjaman selanjutnya", Ujar Rio.

Selain itu, menurut Rio, meminjam uang keuangteman.com, jika dihitung dari total pengembalian pinjaman sama besarnya dengan meminjam ke bank misalnya fasilitas Kredit Tanpa Anggunan (KTA).

Memang bunga pinjaman KTA lebih rendah dariuangteman.com, namun KTA memungut biaya tambahan lainnya seperti biaya provisi, iuran tahunan dan pelunasan dipercepat.

" Bunga KTA rendah tapi biaya tambahan lainnya juga banyak jadi total pengembalian pinjaman sama saja dengan uangteman.com," jelas Rio.