Indonesia-Persatuan Emirat Arab Sepakat Tingkatkan Kerja Sama
Pemerintah Indonesia telah melakukan hubungan bilateral dengan Persatuan Emirat Arab Minggu, 13 September 2015 waktu setempat.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah melakukan hubungan bilateral dengan Persatuan Emirat Arab Minggu, 13 September 2015 waktu setempat. Dalam pertemuan itu dibahas beberapa hal terkait kerja sama kedua negara.
"Dalam pertemuan itu dibahas mengenai beberapa hal, tentang isu ekonomi dan non ekonomi, seperti kerja sama pertahanan," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang dikutip oleh Tim Komunikasi Presiden melalui keterangan persnya, Senin (14/9/2015).
Retno juga menjelaskan bahwa pada forum bisnis telah ditandatangani Memorandum of Understanding antara PT Pindad (Persero) dan Continental Aviation Services untuk kerja sama lisensi senapan SS2 dan pemasaran amunisi Pindad di wilayah Timur Tengah.
Di bidang ekonomi, Retno menggarisbawahi bahwa Persatuan Emirat Arab merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah.
"Dengan nilai perdagangan mencapai 4,25 miliar dolar AS di tahun 2014 dimana Indonesia menikmati surplus 748 juta dolar AS," ujar Retno.
Di bidang investasi, Persatuan Emirat Arab memiliki potensi sovereign wealth funds yang cukup besar.
Persatuan Emirat Arab merupakan salah satu investor besar dari Timur Tengah ke Indonesia yang selain melakukan investasi portofolio namun juga melakukan investasi langsung dengan nilai PMA sebesar 25,365 juta dolar AS di tahun 2014.
Sebagai salah satu hasil konkrit dari kunjungan ini, Menlu RI dan Menlu Persatuan Emirat Arab telah menandatangani MoU Kerja Sama Penanggulangan Perdagangan Orang dan Perlindungan Korban Perdagangan Orang Republik Indonesia-Persatuan Emirat Arab. MoU tersebut menyepakati kerja sama dalam penegakan hukum untuk mencegah perdagangan orang melalui deteksi dini, investigasi dan penuntutan.
Selain itu MoU juga menyepakati kerja sama dalam melakukan perlindungan, rehabilitasi dan bantuan termasuk repatriasi kepada korban perdagangan orang.
Pemerintah berusaha menjadikan Persatuan Emirat Arab sebagai penghubung untuk masuknya produk-produk dari Indonesia ke Timur Tengah, mengingat bandara dan pelabuhannya dikelola dengan modern.
Seperti diketahui, kunjungan kenegaraan terakhir yang dilakukan Presiden Republik Indonesia ke Abu Dhabi Persatuan Emirat Arab adalah sebelas tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 2004.