Harga Avtur di Tiap Bandara Berbeda-Beda
Ibrahim Hasyim, menilai harga avtur di satu bandara bisa berbeda-beda dan mungkin di atas harga internasional.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Ibrahim Hasyim, menilai harga avtur di satu bandara bisa berbeda-beda dan mungkin di atas harga internasional.
Sebab ada beberapa komponen yang menyebabkan terjadinya perbedaan harga di bandara internasional, bahkan di luar negeri sekalipun.
"Mengenai harga avtur, tentu tidak bisa dibandingkan apple to apple," katanya kepada wartawan, Senin (14/9) petang. Ia menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang mempermasalahkan harga avtur Pertamina yang dinilainya di atas harga internasional.
Ibarahim menyebutkan, harga avtur di bandara Singapura relatif bisa sesuai harga internasional, karena letak kilangnya sangat dekat dengan bandara, sehingga avtur bisa dialirkan melalui pipa dan menekan biaya. "Di Singapura itu kilangnya dekat, terus langsung pake pipa dialirkan ke airport. Tetapi untuk bandara di tengah pedalaman, tentu lain harganya. Yang penting jelas elemen cost-nya," kata Ibrahim.
Menurutnya, kondisi di Singapura berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia, di mana Pertamina harus mengeluarkan biaya ekstra untuk ongkos angkut dan adanya sejumlah pengeluaran tambahan akibat ketentuan pemerintah.
"Di Indonesia, kalau pemerintah bisa menghilangkan beban seperti pungutan-pungutan, ya silakan. Pungutan itu untuk pemerintah, bukan perorangan. Kalau pemerintah mau kurangi hal itu, maka harga avtur bisa lebih murah," tuturnya.
Terlebih, banyak bandara di luar Pulau Jawa yang letaknya sangat jauh, sehingga memerlukan biaya transportasi lebih mahal. Jadi, menurutnya, tidak bisa membandingkan harga avtur di satu bandara dengan bandara lainnya.
"Kalau di Indonesia, minyaknya diangkut dengan tanker, itu saja sudah membuat perbedaan harga. Belum lagi banyaknya airport yang harus dilayani di luar Jawa, yang tentu memerlukan cost tersendiri," katanya.
Ibrahim berkesimpulan, jika ada pihak yang siap melayani dengan harga lebih murah untuk bandara di luar Jawa atau pelosok, hal itu tidak masalah ada perusahaan lain yang mau jualan avtur, selain Pertamina. Jangan hanya mau di tempat 'basah' saja," ujar Ibrahim.
Terlebih, kata dia, Pertamina pun sebenarnya masih memberikan diskon, sehingga harga tidak jauh berbeda. "Yang di-publish itu harga non diskon, sehingga kelihatan bedanya bisa sampai 20 persen. Padahal setelah diskon, bedanya paling 5 persen. Hal itu sering tidak dipahami.