TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Irwan Hidayat mengatakan pemerintah harus melindungi masyarakat dan pengusaha secara baik dan benar.

Hal ini dilakukan untuk menghadapi  dimulainya komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bakal diberlakukan pada akhir tahun ini.

Dalam Indonesia Brand Summit 2015 yang bertema Mengusung Jamu Herbal ke Pasar Dunia di Jakarta, Rabu (30/9/2015),  Irwan mengatakan pemerintah juga harus memberi izin, mengawal izin itu, memproteksi, mengawasi perusahaan itu benar atau tidak.

"Jika tidak benar maka harus dibina," kata Irwan.

Irwan Hidayat mengatakan industri jamu Indonesia cukup tangguh untuk menghadapi pasar ASEAN. Bahkan, ia mengklaim tidak ada perusahaan di kawasan ini yang berani melawan perusahaan jamu dalam negeri.

Tetapi pelaku industri mengalami kendala yakni merasa tidak mendapat perlindungan dari pemerintah ketika perusahaan menghadapi kasus seperti tuduhan pencemaran lingkungan yang ternyata jauh dari kata benar.

Selain itu, Irwan juga mengatakan dalam menghadapi MEA ini tantangan terbesar bagi produsen adalah rasa tanggung jawabnya, bagaimana kalau produk Indonesia yang terkenal, namun tidak disertai dengan tanggung jawab tentunya akan merusak citra produk itu sendiri di pasar global.

"Pengusaha atau produsen harus memproteksi konsumen yang berarti produsen melindungi dirinya sendiri," kata Irwan.

Terkait dengan melemahnya mata uang rupiah menurut Irwan tidak berdampak terhadap hasil produk dan penjualan   Sido Muncul.

Bahkan penjualan hingga bulan Agustus 2015 justru mengalami peningkatan sekitar 4 persen dibandingkan dengan  bulan yang sama tahun 2014 lalu.