Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Galangan Kapal yang Dukung Konversi BBM ke BBG Bakal Dapat Insentif

I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan guna mendukung hal ini, pihaknya mempunyai program insentif bagi industri galangan kapal.

Penulis: Sanusi
zoom-in Galangan Kapal yang Dukung Konversi BBM ke BBG Bakal Dapat Insentif
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ilustrasi: Petugas tengah mengisi bahan bakar gas (BBG) pada bajaj melalui mobil pengisian BBG atau Mobile Refueling Unit (MRU) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2014). Minimnya Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jakarta, membuat sejumlah pengemudi bajaj yang hendak mengisi gas harus rela antre berjam-jam. Pengemudi bajaj meminta Pemerintah DKI Jakarta segera memperbanyak SPBG bagi bajaj agar tidak antre terlalu lama. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah tengah program menggenjot konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) di sektor industri galangan kapal. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menurunkan konsumsi BBM.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan guna mendukung hal ini, pihaknya mempunyai program insentif bagi industri galangan kapal.

"Kemenperin bisa menyediakan program insentif BMDTP (bea masuk ditanggung pemerintah) untuk kapal dibawah 1.000 gross ton (GT) dedicated gas engine untuk conkit katup, regulator tabung dan aksesorinya yang belum dibuat di dalam negeri," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Insentif ini diprioritaskan bagi industri galangan kapal skala menengah dan kecil pembuat kapal dibawah 1.000 GT yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya.

"Insentif untuk galangan adalah diperbolehkan melakukan fabrikasi gas engine dan instalasinya," kata dia.

Sementara itu, Anggota Dewan Penasihat Ikatan Perusahan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Tjahjono Rusdianto mempertanyakan keseriusan pemerintah terkait program konversi BBM ke gas tersebut. Dia berpendapat, banyak faktor yang masih harus menjadi bahan pertimbangan pemerintah.

Pertama, pemerintah yang perlu diperhatikan soal pengembangan mesin kapal di dalam negeri. Kedua, pemerintah harus memastikan tipe gas yang digunakan, apakah itu CNG, LPG atau LNG.

Berita Rekomendasi

"Apakah converter atau murni gas," tegasnya.

Ketiga, soal infrastruktur pengisinan gasnya. Terkait hal ini, menurut Tjahjono, dibuatkan kapal khusus pengisian gas yang harganya tidak murah. Dan keempat, harus juga diperhatikan soal kontruksi untuk jenis tanki BBG di dalam kapal.

"Jadi tanki ini harus dipesan khusus. Karena berbeda jenisnya dengan BBM yang biasa dipakai. Dan belum lagi material bahan pembangunan kapalnya, harus ditetapkan apa saja," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas