Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Politikus PPP Minta Asumsi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Diturunkan

dalam asumsi makro RAPBN 2016 disepakati bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp 13.900.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
zoom-in Politikus PPP Minta Asumsi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Diturunkan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Anggaran DPR, Syaifullah Tamliha, melontarkan kritik soal asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Seperti diketahui, dalam asumsi makro RAPBN 2016 disepakati bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp 13.900.

Tamliha menilai, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.900 terlalu tinggi. Dia pun meminta asumsi tersebut diturunkan guna menciptakan kepercayaan diri pada ekonomi Indonesia.

"Saya tidak ingin ada kesan fundamental kita yang tidak kuat dimana asumsi nilai tukar rupiah Rp 13.900. Padahal rupiah saat ini sudah Rp 13.200 sekian per dolar AS. Ini saya harapkan dikoreksi," kata Tamliha dalam rapat kerja Banggar dengan Menteri Keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Menteri Keuangan, Bambang Brod‎jonegoro dalam kesempatan yang sama mengatakan, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.900 sudah cukup tepat.

Hal itu dikarenakan belum pastinya Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dalam menaikkan suku bunga acuan.

"Pergerakan kurs masih fluktuatif. Karena itu kita sepakat dulu Rp 13.900," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Bambang sadar bahwa rupiah saat ini mulai menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Namun, hal itu tidak serta merta langsung mengubah nilai asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, karena harus mempertimbangkan kondisi global ke depan.

"Nanti kalau kita ubah sekarang lalu dolar menguat akan menyesal. Kalau sudah seperti itu nanti saling menyalahkan," tutur Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas