Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Formula Upah Baru Bantu Pengusaha Hadapi MEA

Kadin juga menilai program kewirausahaan dan daya saing tenaga kerja perlu terus dikembangkan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Formula Upah Baru Bantu Pengusaha Hadapi MEA
SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
DEMO BURUH - Massa aksi dari Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) memegang poster dalam aksi demontrasi di Pendopo Kabupaten Malang, Jalan Agus Salim, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/9/2015). Massa aksi menuntut PT Surya Sentra Sarana (S3) memekerjakan kembali lima buruh yang di PHK sepihak dan menuntut Bupati Malang memberikan perlindungan untuk buruh. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

‎‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap formula pengupahan yang tercakup dalam paket kebijakan ekonomi dapat menciptakan daya saing di semua sektor industri dan memberikan kepastian bagi dunia usaha menyusul akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN di akhir tahun ini.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Tenaga Kerja, Benny Soetrisno mengatakan formula baru dengan menghitung komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) per 5 tahun sekali dinilai dapat memberikan kepastian usaha, terutama para investor.

"Tentang bagaimana cara menghitung KHL dan kenaikan upah, itu lebih jelas dalam kurun waktu 5 tahunan. Naiknya tetap setiap tahun tapi formulanya untuk 5 tahunan, jangka menengahnya seperti itu," kata Benny, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Menurutnya, tata cara perhitungan upah, terutama terkait kenaikan upah dengan menghitung besaran upah dikali dengan penjumlahan antara tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi telah sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

"Jika kita mengacu pada UU Nomor 13, kenaikan upah dilihat berdasarkan tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi dan produktivitas. Meski demikian, produktivitas akan lebih baik dikaji secara bipartit saja, karena setiap sektor dan subsektor itu berbeda-beda," terangnya.

Kadin juga menilai program kewirausahaan dan daya saing tenaga kerja perlu terus dikembangkan, menyusul dengan masih banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena iklim bisnis yang mengalami dinamika dan kendala ditambah dengan persiapan menuju pasar bebas ASEAN.

Berita Rekomendasi

"Disamping terus meningkatkan daya saing tenaga kerja, kita juga harus menumbuhkan generasi wirausahawan yang bisa memperluas lapangan pekerjaan," kata Ketua Komite Tetap Penempatan Tenaga Kerja Iftida Yasar.

Dia mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan untuk mengurangi jarak dan menciptakan saluran dan pertemuan antara dunia usaha dengan pencari kerja dengan melakukan pelatihan berbasis kompetensi.

Selain itu, pihaknya juga mendorong generasi muda untuk mulai belajar mengenal kewirausahaan melalui berbagai franchise kewirusahaan agar mereka bisa memulai usahanya dari usia muda.

Menurut Iftida, pengembangan wirausaha baru khususnya bagi generasi akan memberi dua manfaat sekaligus yaitu membuka kesempatan kerja baru dan meningkatkan daya saing perekonomian melalui kehadiran wirausaha-wirausaha baru yang tangguh.

Berkenaan dengan diberlakukannya MEA, Kadin menilai yang sangat diperlukan saat ini adalah percepatan pelaksanaan program terpadu peningkatan kualitas dan kompetensi kerja Sumber Daya Manuasia (SDM).

Hal tersebut bisa dilakukan melalui perluasan kesempatan kerja baik di sektor pemerintahan, swasta hingga sektor sosial-kemasyarakatan. Selain itu, peningkatan kompetensi SDM untuk peningkatan produktivitas sudah mendesak untuk dibenahi.

"Sertifikasi kompetensi untuk industri sangat baik untuk dilakukan agar industri kita memang melibatkan tenaga-tenaga yang kompeten, ini juga baik untuk produktivitas," pungkas Iftida.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas