Menangkap Peluang di Bisnis Kursus Renang Anak
Tak perlu menunggu hingga anak masuk sekolah untuk mengenalkannya pada olahraga renang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Olahraga bukan hanya kebutuhan orang dewasa. Mengenalkan aktivitas fisik pada anak-anak memiliki banyak manfaat untuk kembang tumbuhnya. Salah satunya ialah mengajarkan renang pada anak sedini mungkin.
Tak perlu menunggu hingga anak masuk sekolah untuk mengenalkannya pada olahraga renang. Sebelum usia setahun sebenarnya anak sudah bisa diajak berenang, meski gerakannya tak sama dengan orang dewasa.
Banyaknya orangtua yang tertarik mengenalkan aktivitas renang pada anak menjadi peluang untuk membuka sekolah atau kursus renang. Menurut penelusuran Tabloid KONTAN, tak begitu banyak sekolah yang menerima murid di bawah satu tahun.
Kebanyakan sekolah renang baru menerima murid usia sekolah. Adapun sekolah renang tersebut bertujuan membimbing anak untuk bisa berenang secara profesional alias diarahkan jadi atlet. Padahal, banyak orangtua yang ingin sekadar mengajarkan anak supaya bisa berenang saja.
Adalah Anak Air Swim School yang punya konsep menyenangkan dalam mengajarkan renang pada anak-anak. Sekolah renang yang berpusat di kawasan Jakarta Selatan ini bahkan menerima murid mulai usia enam bulan hingga 12 tahun.
Riandi Ridwan, pendiri Anak Air Swim School, menuturkan renang merupakan aktivitas yang berfaedah bila diajarkan sejak dini. Selain alasan kesehatan, renang juga menunjang perkembangan motorik anak. “Dengan demikian, anak bisa tumbuh cerdas dan percaya diri,” kata dia.
Di samping itu, juga ada alasan keselamatan. Secara alamiah, anak memang akrab dengan air lantaran mengingatkan mereka pada suasana dalam kandungan. Dengan pengajaran yang tepat, anak pun bisa dibekali teknik menyelamatkan diri saat berada di kolam renang. “Ada banyak studi yang menjelaskan pentingnya mengajar renang pada anak,” jelas Riandi.
Saat ini, Anak Air memiliki tiga cabang di Jabodetabek. Outlet pertama didirikan pada 2009 lalu. Awalnya Riandi mengajar renang pada anak-anak sebagai usaha sampingan karena masih bekerja sebagai tenaga pemasaran sebuah perusahaan.
Lama-kelamaan, ia melihat peluang usaha yang bagus dari kursus renang anak. Dus, dia semakin serius menggeluti usaha ini hingga mendapat investor untuk menambah cabang di Pondok Indah dan Cibubur.
Biaya yang dikenakan untuk tiap anak di ketiga cabang itu berbeda-beda. Sebagai gambaran, biaya renang di cabang Pondok Indah berkisar Rp 460.000–Rp 875.000 untuk empat kali pertemuan. Adapun biaya kursus untuk delapan kali pertemuan ada di kisaran Rp 880.000–Rp 1,6 juta per anak. Biaya itu tergantung pada kelas yang diambil. Anak Air juga memungut biaya administrasi sebesar Rp 175.000 per anak.
Riandi mengatakan, tiap cabang Anak Air mengajarkan sekitar 100 anak per hari. Dus, dari usaha ini, pria berusia 36 tahun ini bisa mengantongi omzet dengan kisaran Rp 125 juta–Rp 250 juta per cabang saban bulan. Riandi bilang, laba bersih untuk usaha jasa ini ialah 40% dari omzet.
Kolam pribadi
Anda tertarik menggeluti usaha kursus renang untuk anak? Sebisa mungkin Anda sudah punya kolam renang pribadi untuk digunakan sebagai tempat kursus.
Kalaupun tidak punya, untuk merintis, Anda bisa menumpang dulu pada kolam renang milik orang tua atau saudara.
Itulah yang dilakukan Riandi ketika merintis Anak Air. Ia menggunakan kolam renang berukuran 80 m2 milik orangtuanya. Selanjutnya, saat membuka cabang di Pondok Indah, ia bekerjasama dengan investor yang punya kolam renang di rumahnya. Cabang terakhir di Cibubur, kata Riandi, sebenarnya merupakan kolam renang di tengah komplek. “Tadinya kolam renang umum, tapi karena warga komplek yang minta, pada hari biasa, kolam digunakan untuk Anak Air, baru pada akhir pekan dibuka untuk umum,” jelas Riandi.
Kriteria kolam renang ini meliputi luas sekitar 80 m2–100 m2, kedalaman 1,3 m sampai 1,8 m dan bisa diisi dengan air hangat. Selain itu, Riandi bilang, lokasi kolam dekat perumahan dan sekolah untuk memudahkan menjaring konsumen.
Kolam kemudian direnovasi dan didekorasi sesuai dengan ambience yang diinginkan. Pemilik juga perlu menyiapkan perlengkapan renang, seperti pelampung tangan atau ban. Persiapan ini bisa memakan waktu hingga tiga bulan.
Persiapan lain yang tak kalah penting ialah instruktur atau pengajar renang. Pada tiap outlet Anak Air, Riandi memperkerjakan 12 instruktur. Semuanya bekerja paruh waktu karena rata-rata merupakan mahasiswa atau atlet renang. Sebelum mulai mengajar, instruktur diberi pelatihan selama dua minggu. “Keterampilan mereka pasti sudah miliki, tapi harus punya pemahaman mengajarkan renang pada anak,” sebutnya.
Selain instruktur, Riandi juga merekrut tujuh karyawan lainnya sebagai tenaga administrasi, keamanan, dan kebersihan. Jumlah ini bisa disesuaikan kebutuhan.
Bila kolam dan instruktur sudah siap, barulah mulai gencar memasarkan. Riandi menuturkan, selama ini Anak Air berpromosi lewat sekolah-sekolah. “Itu yang paling efektif untuk mendatangkan murid. Selanjutnya, dari mulut ke mulut saja,” tuturnya.
Siap menjajal usaha kursus renang anak ini?. (Marantina)