TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Di tengah kondisi perekonomian yang tengah lesu, sepanjang tahun 2015 ini terdapat 43 proyek infrastruktur dengan nilai proyek sekitar 52 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 676 triliun. Proyek tersebut dikerjaksan oleh pemerintah maupun swasta.

"(Proyeknya di) sektor-sektor yang paling menarik tingkat pengembaliannya, kalau dari swasta basanya jalan tol yang menarik, terus pelabuhan, pembangkit listrik, yang tingkat pengembaliannya lebih cepat," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, kepada wartawan usai menghadiri pembukaan Jakarta Infrastructure Week, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2015).

Hal itu menunjukan tingkat kepercayaan investor untuk berbisnis di Indonesia, masih cukup tinggi. Hal itu juga menunjukan yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kepercayaan investor terhadap Indonesia, sudah cukup berhasil.

Untuk tahun 2016 mendatang, proyek-proyek yang akan difokuskan oleh pemerintah adalah proyek yang enggan diambil swasta. Proyek tersebut antara lain proyek yang tingkat pengembalian modalnya di atas 10 tahun. Sedangkan proyek yang diambil pihak swasta, adalah proyek yang tingkat pengembalian modalnya di bawah 10 tahun.

Hingga empat tahun ke depan, nilai kebutuhan Indonesia terhadap infrastruktur mencapai 500 miliar dollar AS. Sekitar 200 miliar dollar AS diharapkan akan dipenuhi dari pemerintah, sedangkan sisanya sekitar 300 miliar dollar AS akan dipenuhi oleh swasta.

Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Indonesia, membantu Indonesia keluar dari kelesuan ekonomi. Menurutnya, pemerintah harus bisa memanfaatkan tingkat kepercayaan para investor tersebut.

"Semakin banyak infrastruktur semakin mampu untuk menggerakan perekonomian," ujarnya.