Lokal Dominasi Industri Fast Moving Consumer Goods Asia
Riset Kantar Worldpanel pasar Asia pemain lokal Asia berkontribusi sebesar 74 persen, tumbuh dua kali lipat lebih besar dibandingkan multinasional
Editor: Eko Sutriyanto
So Klin, yang memiliki semua jenis deterjen yang dibutuhkan oleh konsumen. Dari deterjen berkonsentrasi tinggi yang cocok untuk segala jenis mesin cuci, hingga deterjen anti-kuman dan deterjen pelindung warna pakaian.
“Produk-produk di atas itu memiliki power lever atau tenaga pengungkit yang mendorong pertumbuhan dari para pemain lokal tersebut. Ini yang mampu mengungguli pemain global,” ujar Lee.
Secara singkat, Lee memaparkan, setidaknya ada lima faktor yang mampu menjadi tenaga pengungkit. ‘Ahli dalam bertransformasi’, salah satu faktor yang mampu mendorong merek-merek lokal berubah dari sekedar manufaktur yang hanya memproduksi barang menjadi perusahaan yang mampu membangun merek yang mengerti kebutuhan konsumen.
Kemudian, ‘Berperan aktif dalam meningkat kualitas hidup masyarakat. Saat ini banyak produk bumbu instan dan santan instan yang menawarkan kenyamanan dan kemudahan di dalam memasak. Misalnya, Bumbu Racik Indofood dan Santan Sun Kara dimana masing-masing produk berhasil menggaet 1 juta rumah tangga dan 1,5 juta rumah tangga sebagai pembeli.
Faktor lainnya ‘Terus berinovasi’ dengan standar kualitas global tanpa meninggalkan selera tradisional/lokal. Fanny Murhayati, New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia, mencontohkan Wardah sebagai salah satu contoh merek yang berhasil menangkap peluang ini.
“Dengan target utama Muslimah berhijab, Wardah berhasil mendapatkan pertumbuhan penjualan hingga 24% pada tahun 2015. Wardah juga berhasil masuk ke dalam daftar 50 merek paling dipilih di Indonesia berdasarkan penelitian Kantar Worldpanel,” ujarnya.
Ada juga faktor ‘Memanfaatkan teknologi digital’ untuk menciptakan kedekatan emosional dengan konsumen, khususnya melalui transaksi penjualan online (E-commerce). Terakhir, faktor yang ‘mengkombinasikan penggunaan data hasil riset dengan intuisi’ dalam merumuskan keputusan yang diambil.
“Banyak produk-produk lokal Asia yang sukses dengan mempertahankan penggunaan intuisi yang digabungkan dengan hasil riset dalam proses pengembangan produk. Intuisi ini hanya dimiliki oleh perusahaan di Asia yang benar-benar mengerti kebutuhan konsumen,” pungkas Lee. (*)