Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tahun Depan, Harga Emas Diprediksi Terjun Bebas

"Perkiraan mereka kondisi ekonomi tahun depan kurang lebih sama dengan tahun ini bahkan lebih rendah," papar Vidi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tahun Depan, Harga Emas Diprediksi Terjun Bebas
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Penjaga toko memperlihatkan emas batangan 100 gram di Toko Emas Buana, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (18/3/2015). Harga logam mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) ini turun, seperti di toko emas ini turun dari harga sehari sebelumnya Rp 499.000 menjadi Rp 493.000 per gram, atau turun Rp 6.000 per gramnya. Sedangkan emas perhiasan 24 karat turun dari Rp 492.000 menjadi Rp 485.000 per gramnya. Menurunnya harga emas tersebut akibat penguatan dolar. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fokus investor pada pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) pekan ini membuat peluang kenaikan harga emas semakin tipis. Tahun depan, emas diprediksi bisa jatuh jika kenaikan suku bunga The Fed terus berlanjut.

Mengutip Bloomberg, Jumat (11/12) harga emas kontrak pengiriman Februari 2016 di Commodity Exchange menguat tipis 0,16% dari sehari sebelumnya ke level US$ 1.073,7 per ons troi. Namun demikian, emas telah tergerus 0,96% dalam sepekan terakhir.

Pergerakan harga emas terus dibayangi isu kenaikan suku bunga The Fed, terutama mendekati pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) bahkan memperkirakan harga emas bisa jatuh hingga US$ 950 per ons troi pada akhir 2016.

Barnabas Gan, ekonom OCBC menyatakan, outlook bearish emas merupakan refleksi dari peningkatan ekonomi di Amerika Serikat dan kenaikan biaya pinjaman menjadi 1,5% pada kahir tahun depan setelah kenaikan awal 0,25% pada pertemuan FOMC pekan ini.

"Dengan sentimen peningkatan ekonomi dan kenaikan suku bunga di AS, kecintaan pada aset beresiko akan mendominasi," ujar Gan, seperti dikutip Bloomberg. Berdasarkan peringkat Bloomberg, OCBC merupakan peramal harga komoditas paling akurat sepanjang tiga kuartal pertama tahun ini.

Vidi Yuliansyah, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, outlook komoditas tidak bagus di tengah tekanan prospek kenaikan suku bunga The Fed. Dia menduga, emas bisa jatuh di bawah US$ 1.000 per ons troi pada awal tahun depan.

"Sifat dasar emas sebagai alat lindung nilai sudah luntur karena inflasi global juga lemah," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Pada awal tahun ini, sejumlah lembaga ekonomi dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia cukup optimis pada pertumbuhan ekonomi global. Namun pada akhirnya IMF maupun Bank Dunia merevisi outlook mereka, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masih belum membaik.

"Perkiraan mereka kondisi ekonomi tahun depan kurang lebih sama dengan tahun ini bahkan lebih rendah," papar Vidi.

Melambatnya kondisi ekonomi di China membuat permintaan fisik emas juga tidak terlalu bagus. Hari raya Imlek di China maupun perayaan Diwali di India kemungkinan bisa mendorong permintaan emas.

"Namun kondisi ekonomi saat ini menekan belanja sehingga investor belum melirik kembali emas meski harganya rendah," imbuh Vidi.

Data produksi sektor industri China bulan November yang secara tahunan naik 6,2% dibanding bulan sebelumnya 5,6% diprediksi tidak akan banyak mempengaruhi harga emas di awal pekan. Data tersebut dirilis Sabtu (12/12).

Vidi menduga, satu-satunya sentimen yang bisa mengangkat harga emas adalah memanasnya konflik di Timur Tengah. Dengan demikian, aset safe haven seperti emas akan diburu oleh para investor.

Penulis: Wuwun Nafsiah

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas