Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Lambat
pertumbuhan kredit memang jauh di bawah proyeksi target industri perbankan 11 persen hingga 13 persen sepanjang tahun ini
Penulis: Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kredit perbankan nasional hingga November 2015 hanya tumbuh 9,8 persen secara year on year (yoy).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lambatnya penyaluran kredit ini sesuai dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan pertumbuhan kredit memang jauh di bawah proyeksi target industri perbankan 11 persen hingga 13 persen sepanjang tahun ini.
"Perlambatan sudah lebih landai dibandingkan periode 2014," ujar Muliaman di Jakarta, Rabu (30/12/2015)
Berdasarkan data OJK kredit denominasi rupiah tumbuh 11 persen hingga November. Sementara untuk kredit berdenominasi valuta asing (Valas) hanya 4,2 persen.
Meski pertumbuhan kredit melambat, saat ini kondisi lembaga jasa keuangan secara umum masih relatif terjaga.
"Profil risiko lembaga jasa keuangan (LJK) berada di level yang terjaga, terlihat dari permodalan yang memadai dan rasio kredit bermasalah yang rendah," ujar dia.
Dari data OJK per November rasio kecukupan modal bank atau capital adequacy ratio (CAR) masih di level 21,35 persen masih lebih tingi dari ketentuan minimum 8 persen.
Sedangkan untuk likuiditas masih terjaga, tercermin dari alat likuid yang cukup memadai untuk mengantisipasi potensi penarikan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pada 21 Desember 2015, rasio alat likuid terhadap Non-core deposit dan rasio alat likuid terhadap DPK masih tinggi masing-masing sebesar 76,01 persen dan 15,99 persen.
Sedangkan untuk rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) 2,66 persen secara kotor dan 1,22 persen secara bersih per November 2015.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.