Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Restorasi Gambut Harus Jadi Prioritas

Restorasi gambut harus menjadi prioritas di Indonesia, karena masalah gambut ini berhubungan dengan emisi karbon

Editor: Sanusi
zoom-in Restorasi Gambut Harus Jadi Prioritas
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
KEBAKARAN LAHAN - Helikopter dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencoba memadamkan kebakaran lahan dengan cara water boombing di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (18/8/2015).Ratusan hektare lahan gambut yang terbakar pada kebakaran tersebut dan asap dari kebakaran tersebut mengganggu kendaraan yang melintas di kawasan Jalan lintas timur Palembang-Inderalaya.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Restorasi gambut harus menjadi prioritas di Indonesia, karena masalah gambut ini berhubungan dengan emisi karbon.

Satya W Yudha Wakil Ketua Komisi VII DPR RI menyambut baik rencana pemerintah untuk memprioritaskan pengelolaan gambut.

"Dengan terbentuknya Badan Restorasi Gambut (BRG) kita jadi punya badan yang mengawasi masalah ini," katanya kepada wartawan, Rabu (27/1/2016).

Selain memantau, tugas utama yang harus dilakukan Badan Restorasi Gambut menurut Satya adalah mengidentifikasi titik-titik rawan bencana gambut. "Hal ini dimaksudkan agar bencana serupa tidak terulang," jelasnya.

Ia menambahkan, BRG juga harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada teman-teman DPR agar semua bisa berjalan maksimal.

Ketua Himpunan gambut Indonesia (HGI) Supiandi Sabiham menekankan, pengelolaan gambut bisa saja melalui keterlibatan perusahaan swasta. Hal ini sejalan dengan amanat Wakil Presiden Jusuf Kalla saat pembukaan konferensi minyak sawit Indonesia ke-11 di Nusa Dua, Bali, akhir tahun lalu. Wapres meminta perusahaan harus berpartisipasi bersama untuk merestorasi hutan dan gambut yang rusak.

Menurut Supiandi, restorasi gambut tidak boleh tergantung kepada hibah asing. Kebutuhan dana sekitar 1 miliar dolar Amerika seharusnya bisa ditalangi oleh industri kelapa sawit, HTI serta industri lain yang selama ini memanfaatkan gambut. Bantuan asing justru harus dihindari agar Indonesia tidak terus didikte kepentingan pihak manapun.

“Bantuan asing hanya akan merusak citra Indonesia sebagai bangsa yang tidak bertanggung jawab di mata internasional,” katanya.

Berita Rekomendasi

Supiandi berpendapat, dalam beberapa kasus, pengelolaan gambut lestari yang diterapkan industri di Indonesia kerap menjadi rujukan oleh pakar gambut dunia. Sayangnya, kegiatan positif ini kurang disosialisasikan. Padahal cukup banyak perusahaan di Indonesia yang mengelola konsesinya secara lestari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas