Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indosat Tidak Ngoyo Kejar Pendapatan dari Bisnis E-money

Indosat tak membeberkan realisasi pendapatan MFS tahun 2015 maupun 2014.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Indosat Tidak Ngoyo Kejar Pendapatan dari Bisnis E-money
KONTAN

TRIBUNNEWS.CON, MANADO- PT Indosat Tbk menargetkan volume dan nilai transaksi dari bisnis jasa mobile financial services (MFS) alias pembayaran e-money tumbuh dobel tahun ini. Potensi pasar yang besar menjadi bekal optimisme perusahaan itu.

Sebagai gambaran, volume transaksi MFS Indosat tahun 2015 sebanyak 42 juta, atau tujuh kali lipat lebih besar ketimbang tahun 2014 yang sebanyak 5,3 juta. Sementara catatan nilai transaksi MFS tahun 2015 yakni Rp 2,5 triliun. Nilai transaksi ini tumbuh lebih dari 13 kali ketimbang catatan tahun 2014 yang sebesar Rp 0,19 triliun.

Indosat tak membeberkan realisasi pendapatan MFS tahun 2015 maupun 2014. Mereka juga menutup rapat target pendapatan MFS tahun ini.

"Masih kecil-lah, tahun ini saja target kontribusinya masih di bawah 1 persen dari target Indosat yang Rp 28 triliun," kata Randy Pangalila, Group Head Mobile Financial Services PT Indosat Tbk dalam acara Media Gathering Indosat Ooredoo di Manado, Selasa (2/2).

Yang pasti, selain potensi pasar yang masih besar, Indosat akan mengandalkan dua hal. Pertama, jaringan agen penjual yang tersebar di seluruh tanah air. Catatan perusahaan itu per Desember 2015, dari 400.000 agen penjual, 222.000 di antaranya sudah melayani jasa MFS. Sementara dari jumlah agen yang melayani jasa MFS tersebut, 114.713 mereka kategorikan sebagai agen aktif.

Kedua, tambahan produk anyar. Tahun ini Indosat meluncurkan 11 produk anyar. Beberapa di antaranya adalah Dompetku Nusantara, Dompetku One Bill Payment dan Dompetku Pinjaman Kilat. Aneka jasa layanan tersebut akan meluncur secara bertahap.

Asal tahu saja, Indosat menyebut tahun 2015 adalah tahun investasi bisnis digital. Indosat mendanai investasi bisnis digital tahun lalu dari mencuil dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2015 yang sebanyak Rp 8 triliun. Sementara tahun ini adalah tahun mengulik pendapatan dari bisnis digital bagi perusahaan itu.

BERITA TERKAIT

Reporter: Anastasia Lilin Y/Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas