Pengamat : Seharusnya BUMN Jangan Biayai Proyek Infrastruktur
Infrastruktur bukan seperti barang yang bisa diproduksi sehingga bisa kembali diekspor sehingga bisa mengembalikan pinjaman dengan cepat
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Politik, Salamudin Daeng menilai strategi pemerintah meminta BUMN guna mendanai proyek infrastruktur seperti halnya proyek kereta api cepat Jakarta - Bandung sangat membahayakan.
"BUMN harus meminjam uang dari luar negeri yang berarti akan melakukan restrukturisasi, mendorong revaluasi aset dengan harapan akan mudah mendapatkan pinjaman," katanya kepada Tribunnews di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Padahal, keuangan pemerintah mengalami tekanan yang luar biasa dari sisi fiskal seperti penerimaan pajak yang tidak tercapai.
Ia pun mengingatkan, infrastruktur yang dibuat pemerintah seharusnya tidak boleh dibisniskan karena menjadi kompenen dasar ekonomi.
"Adanya infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, lapangan udara untuk menopang produksi, mestinya tidak boleh dibisniskan,"
Tapi yang terjadi sekarang pemerintah mengandalkaan pembiayaan luar negeri untuk pembangunan infrastruktur ini yang buntutnya akan dibebankan pengguna infrastrukur itu.
"Infrastruktur bukan seperti barang yang bisa diproduksi sehingga bisa kembali diekspor sehingga bisa mengembalikan pinjaman dengan cepat," katanya.
Pemerintahpun harus mengembalikan cicilan hutang luar negeri yang tentunya akan menggerus devisa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.