Sulit Dapatkan Dana Murah, Modal Ventura Menjerit
Selama ini, modal ventura masih banyak mengandalkan pendanaan dari perbankan.
Editor: Choirul Arifin
JAKARTA. Perusahaan modal ventura sulit mendapat dana murah. Akses pendanaan dari pasar modal seperti lewat penerbitan obligasi kurang diminati modal ventura.
Rimawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Indonesia mengatakan, sebenarnya sudah ada modal ventura yang mencari pendanaan dengan menerbitkan obligasi. Namun lantaran nilai penerbitan obligasi terbilang kecil sekitar Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar sehingga kurang mengundang minat investor.
Segmen investornya pun jadi terbatas. "Investor tetapnya berasal dari perusahaan sektor otomotif atau perusahaan pembiayaan," ujar Rimawan, Kamis (4/1).
Selama ini, modal ventura banyak mengandalkan pendanaan dari perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pendanaan modal ventura berasal dari pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.
Khusus untuk pinjaman jangka panjang ada empat cara. Yakni, pendanaan dari bank, pendanaan dari industri keuangan non bank (IKNB), pendanaan dari badan usaha atau lembaga, serta pinjaman subordinasi.
Dari total pendanaan yang diterima modal ventura sebesar Rp 4,92 triliun di 2015, pendanaan jangka panjang tercatat Rp 3,2 triliun.
Rinciannya pendanaan berasal dari badan usaha atau lembaga sebesar 56%, lalu dari bank 21%, sektor IKNB sebesar 20%, pinjaman subordinasi sebesar 8,4% dan lainnya 5,5%. Adapun pendanaan jangka pendek senilai Rp 1,2 triliun.
Andi Buchari, Direktur Utama PT Bahana Artha Ventura (Bahana Ventura) mengakui, pihaknya kesulitan memperoleh pendanaan jangka panjang. Idealnya, perusahaan modal ventura harus disokong permodalan yang kuat.
Ia menambahkan, sewajarnya jika pemerintah menyuntik modal setiap tahun ke perusahaan modal ventura milik BUMN.
Bahana Ventura selama ini mengandalkan pendanaan dari bank dalam dan luar negeri. Bahana berencana mengajukan penambahan modal ke pemerintah untuk mengarap sektor usaha kecil menengah mikro (UMKM). Bahana juga akan menerbitkan obligasi.
Tahun ini, Bahana membutuhkan pendanaan Rp 1,2 triliun yang mayoritas berasal dari pinjaman bank. Selain itu juga dari anggaran UKM Fund yang diinisasi Kementerian BUMN sebesar Rp 250 miliar.
Bahana Ventura menargetkan dapat membiayai sektor UMKM sebesar Rp 1,2 triliun tahun ini, naik dari tahun 2015 yang senilai Rp 1 triliun.
Tahun ini, Bahana Ventura mengincar pembiayaan ke segmen perusahaan startup teknologi finansial.
Reporter Mona Tobing
Editor Dikky Setiawan
BISNIS MODAL V