Yahoo! Mulai Rumahkan Karyawan
Yahoo akan memberhentikan 107 pekerjanya. Jumlah ini hanya permulaan dari rencana awal merumahkan sekitar 1.500 karyawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO- Kabar buruk datang dari Yahoo Inc. Perusahaan situs pencari ini merealisasikan program pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai tahun ini.
Di langkah awal, Yahoo akan memberhentikan 107 pekerjanya. Jumlah ini hanya permulaan dari rencana awal merumahkan sekitar 1.500 karyawan.
Reuters, Kamis (11/2/2016) melansir, PHK terhadap 107 karyawan itu akan berlaku efektif per 11 April 2016. Yahoo terlebih dahulu memberikan tenggat waktu selama 60 hari bagi karyawan yang di-PHK, untuk bersiap-siap hengkang dari perusahaan.
Rencana itu telah disampaikan Yahoo kepada Departemen Pengembangan Pekerjaan California. PHK ini mencakup berbagai macam jenis pekerjaan dan juga jabatan.
"Kami akan memangkas total sekitar 15% karyawan," terang Marissa Mayer Chief Executive Officer (CEO) Yahoo. Langkah ini ditempuh dalam upaya memuluskan pengubahan bisnis inti perusahaan yakni mesin pencari. Dalam situsnya, hingga 30 Juni 2015 Yahoo menyebut memiliki 11.000 karyawan.
Asal tahu saja, awal Desember 2015, dewan direksi Yahoo telah membahas masa depan perusahaan. Ada dua opsi menyelamatkan Yahoo. Pertama, pemisahan unit saham Yahoo di Alibaba. Kedua, menjual bisnis inti Yahoo.
Namun, langkah untuk memisahkan diri dari Alibaba itu diselimuti kekhawatiran tak memperoleh status bebas pajak dari otoritas Amerika Serikat (AS). Alhasil, tumpukan tagihan pajak pemegang saham makin tinggi. Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar, para pemegang saham memilih pilihan kedua yakni menjual bisnis inti Yahoo.
Menjadi target akuisisi
Pasca pengumuman PHK tersebut, harga saham Yahoo naik 1% ke level US$ 27,10 per saham pada penutupan perdagangan Rabu (10/2). Namun jika dihitung sepanjang tahun ini, harga saham Yahoo telah terpangkas hingga 18,5%.
Yahoo memang sedang berjuang keras menghadapi persaingan dengan sang rival, Google Alphabet Inc dan Facebook Inc.
Terhadap tawaran rencana penjualan Yahoo, sejumlah pihak telah menyatakan ketertarikannya. Misal, Verizon Communications Inc, raksasa perusahaan telekomunikasi asal AS telah memerintahkan Tim Armstrong menjajaki rencana tersebut. Armstrong kini menjabat sebagai Direktur Utama AOL, unit usaha Verizon.
Dia juga telah lama mengenal Mayer, saat keduanya masih bekerja di Google. Verizon membutuhkan Yahoo untuk bersaing dengan YouTube dan Facebook.
Reporter Yuwono Triatmodjo
Editor Hendra Gunawan