Rizal Ramli Tantang Shell dan Inpex Buat Kajian Hemat Blok Masela
Berdasarkan kajian Kemenko Maritim dan Sumber Daya, biaya pembagunan kilang darat (onshore) sekitar 16 miliar dolar AS.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan kajian Kemenko Maritim dan Sumber Daya, biaya pembagunan kilang darat (onshore) sekitar 16 miliar dolar AS.
Sedangkan, jika dibangun kilang apung di laut (offshore), biayanya mencapai 22 miliar dolar AS. Dengan demikian, kilang di darat 6 miliar dolar AS lebih murah dibandingkan dengan kilang di laut.
Angka ini sangat berbeda dengan perkiraan biaya dari Inpex dan Shell. Mereka menyatakan, pembangunan kilang offshore hanya 14,8 miliar dolar AS. Sedangkan pembangunan kilang di darat, mencapai 19,3 miliar dolar AS.
“Inpex dan Shell telah membesar-besarkan biaya pembangunan kilang di darat. Sebaliknya, mereka justru mengecilkan biaya pembangunan di laut," ungkap Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, Senin (22/2/2016).
Rizal pun menantang Inpex dan Shell sebagai pengelola Blok Masela yang terdahulu membuat kajian resmi. Dalam hal ini Rizal ingin membuktikan pembangunan floating LNG di laut untuk Blok Masela lebih mahal dan membuang uang negara.
"Untuk memastikan kebenarannya, kita tantang mereka," kata Rizal.
Jika ternyata biaya pembangunan di laut membengkak melebihi 14,8 miliar dolar AS, Inpex dan Shell harus bertanggungjawab membiayai kelebihannya. Rizal mengingatkan kedua kontraktor tersebut tidak boleh lagi meminta cost recovery kepada pemerintah.
"Faktanya Inpex tidak berani. Ini menunjukkan mereka sendiri tidak yakin dengan perkiraan biaya yang mereka buat,” papar Rizal Ramli.
Dalam kaitan ini, Pemerintah Indonesia memang bersikap hati-hati. Pemerintah juga belajar dari pengalaman pembangunan kilang offshore di Prelude, Australia, yang mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya cukup besar.
"Prelude telah menghabiskan biaya 12,6 miliar dolar AS, padahal kapasitasnya hanya 3,6 juta ton per tahun, 48 persen dari kapasitas Masela (7,5 juta ton per tahun)," papar Rizal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.