'Hari Gini kok Masih Ada Pejabat yang Minta Dilayani Berlebihan'
Pramono mengkritik keras Menteri Marwan yang disebutnya sebagai pejabat yang selalu meminta dilayani.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Marwan Jafar mendadak emosi saat menghadiri seminar nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Dia marah-marah karena ketinggalan pesawat saat hendak bertolak ke Yogyakarta.
Jadwal kegiatan Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun akhirnya terganggu karena pesawat dari maskapai Garuda Indonesia yang ia tumpangi mengalami penundaan terbang.
Marwan memang datang sangat terlambat ke bandara kemarin. Awalnya Marwan dijadwalkan tiba ke acara pukul 09.00 WIB namun molor sampai pukul 13.20 WIB.
Sedianya Marwan mengambil penerbangan pukul 08.00 WIB dari Jakarta menuju Yogyakarta tapi terlambat ke bandara sehingga tertinggal pesawat.
Ia lalu mengambil penerbangan selanjutnya pukul 10.00 WIB, namun ada delay dan pesawat baru terbang pukul 11.30 WIB.
Dia mengkritisi maskapai Garuda Indonesia yang disebutnya sangat berantakan. Apalagi sepanjang sejarah sudah lama sekali BUMN tersebut tidak mengalami untung.
"Kalau kita ketinggalan dua sampai tiga menit saja sudah ditinggal, tapi kalau delay bisa dua sampai tiga jam kita tidak dapat apa-apa," ujar Marwan.
"Saya 10 tahun di Komisi V tidak ada sejarah Garuda untung, merugi terus," tambah Marwan.
Ia menilai Garuda Indonesia adalah sebuah ironi karena di saat Presiden Jokowi menggenjot reformasi secara cepat, namun di sisi lain ada yang lambat seperti dialami Garuda.
Menurut Marwan, selama ini Garuda Indonesia diproteksi negara sementara maskapai lain seperti dianaktirikan.
Dia mencontoh ketika Lion Air berencana membangun bandara di Lebak Banten justru dipersulit, padahal semua sudah dipermudah tanpa harus mencari investor.
Selain itu pembangunan bandara di Lebak akan mempercepat pembangunan di daerah tersebut yang masih tertinggal.
"Ganti Direktur Garuda Indonesia. Garuda-nya bobrok. Saya ini orang pesisir kalau ngomong apa adanya," ujar menteri asal Pati, Jawa Tengah tersebut.
Seskab Kritik Marwan
Emosi Menteri Marwan atas kinerja Garuda Indonesia langsung disikapi Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Pramono mengkritik keras Menteri Marwan yang disebutnya sebagai pejabat yang selalu meminta dilayani.
Melalui akun twitternya ?@pramonoanung menganggap sudah tidak zaman lagi pejabat dilayani berlebihan.
Bahkan dalam cuitannya, Pramono terlihat membela Garuda Indonesia dengan menuliskan tanda tagar (#) Garudaku.
"Hari gini kok masih ada pejabat yang minta dilayani berlebihan, sudah nggak jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," tulis dalam akun twitter @pramonoanung.
Sesuai Prosedur
Menanggapi kekecewaan sang menteri, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny Butarbutar, mengatakan penerbangan pesawat tidak dapat ditunda hanya karena menunggu penumpang yang belum datang.
"Kalau terbang pukul 08.00 WIB, ya terbang sesuai jadwal, tidak bisa ditunda untuk menunggu. Karena nanti bisa menggangu waktu penerbangan lainnya," ujar Benny.
Sementara mengenai persoalan delaynya penerbangan kedua yang ditumpangi Marwan setelah tertinggal pesawat pertama, Benny mengaku belum mengetahui.
Ia harus menghubungi staf Garuda di lapangan.
"Nanti saya cek dulu, kenapa bisa delay. Tapi kalau delay kami beri kompensasi sesuai aturan yang ada," sambung Benny.
Sementara Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Arif Wibowo mengaku telah menjalani standar operasional prosedur (SOP) yang benar dalam menjalankan bisnis perseroan.
Hal tersebut menanggapi persoalan kritikan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Marwan Djafar yang mengeluhkan pelayanan maskapai Garuda Indonesia.
"Kami sudah menjalankan prosedur yang benar," ucap Arif.
Perlu Disikapi Serius
Sikap emosional dan kritikan yang dilancarkan Menteri Marwan Jafar harus disikapi secara serius.
Sebab hal tersebut bisa menjadi bahan evaluasi untuk maskapai sekelas Garuda Indonesia agar ke depan makin profesional lagi dalam bekerja.
Menurut Pengamat Penerbangan Alvin Lie, tidak semua keterlambatan pesawat disebabkan oleh unsur-unsur internal maskapai.
"Terkadang juga penerbangan harus ditunda justru untuk keselamatan penerbangan. Misalnya cuaca sedang tidak memenuhi syarat untuk tinggal landas atau pendaratan," kata Alvin.
Selama ini kata Alvin memang kinerja Garuda Indonesia sudah baik khususnya dalam aspek operasional. Bahkan dari sisi ketepatan waktu maskapai pelat merah tersebut adalah yang terbaik.
"On time performance Garuda Indonesia adalah terbaik atau kedua terbaik di Indonesia," ujar Alvin.
Alvin juga menilai ada baiknya Marwan perlu mengkaji penyebab keterlambatan penerbangannya dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Karena ada sejumlah alasan mendasar sehingga pesawat delay seperti faktor cuaca, kepadatan lalu lintas udara, pergerakan pesawat latih TNI AU atau hal lain di luar kendali maskapai. (mal/sen/wly)