Pembenahan Problem Ongkos Logistik Tinggi Dijanjikan Selesai Tiga Tahun
Salah satu kendala sehingga perekonomian Indonesia belum tumbuh pesat, adalah mahalnya ongkos logistik, yang membuat investor kesulitan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian Indonesia saat ini diakui Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tengah melamban. Namun dengan berbagai potensinya, seperti cakupan pasar, sumber daya alam dan jumlah ppenduduk perekonomian Indonesia masih bisa berkembang.
Salah satu kendala sehingga perekonomian Indonesia belum tumbuh pesat, adalah mahalnya ongkos logistik, yang membuat investor kesulitan. Wakil Presiden mengatakan pembenahan masalah logistik, adalah prioritas penerintah saat ini.
"Hal ini bergantung pada infrastruktur. Mungkin setiap hari kalian melihat di televisi bahwa presiden dan menteri bekerja untuk me-launch (peresmian) pembangunan infrastruktur, airport, pelabuhan, jalan, telekomunikasi," Jusuf Kalla, dalam sambutannya di acara "The Economist," di hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).
Dengan perbaikan infrasfrukfur, diharapkan biaya logistik bisa ditekan, dan keuntungan para investor bisa bertambah, hingga pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita harapkan dalam tiga tahun akan ada perubahan yang sangat besar dan bisa menurunkan biaya logistik agar lebih efisiensi," jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengeluarkan paket kebijakan XI yang akan diluncurkan pekan depan. Paket kebijakan tersebut, akan mendorong percepatan pembenahan masalah logistik
Ditemui wartawan usai acara, ia mengaku yakin semua kebijakan pemerintah bisa menekan biaya logistik, namun ia belum bisa memastikan seberapa jauh ongkos tersebut bisa ditekan.