Hari Terakhir Pameran, IFFINA dan Mozaik Indonesia 2016 Garap Pembeli Ritel
Jumlah registrasi Business to Business (B2B) buyers menunjukkan target 3500 buyers yang dicanangkan ASMINDO dan Traya Indonesia hampir tercapai.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penyelenggaraan pameran IFFINA Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia 2016 hari ini, Minggu (13/3/2016) memasuki hari terakhir.
Tidak seperti tiga hari sebelumnya, di hari terakhir pameran peserta fokus menggarap retail buyers. Para eksibitor menjual produknya dengan tawaran harga yang menarik dan beragam program acara menarik bagi pengunjung.
Hasil sementara jumlah registrasi Business to Business (B2B) buyers menunjukkan target 3500 buyers yang dicanangkan ASMINDO dan Traya Indonesia hampir tercapai.
Total buyers sampai dengan Sabtu, 12 Maret 2016 lalu mencapai 3.324 yang berasal dari berbagai negara.
Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyempatkan diri berkunjung ke pameran ini dan menyempatkan diri berinteraksi dengan para desainer dan pengrajin.
Dia menunjukkan kekaguman dan penghargaan kepada penyelenggara atas inisiatifnya dalam mengkolaborasikan desainer dengan pengusaha industri furnitur dan kerajinan Indonesia yang dapat semakin mengharumkan nama Indonesia di mancanegara.
Menurut Diana Nazir, Yayasan Art+Design Indonesia dan Kurator Area Trend Mozaik Indonesia, Mozaik Indonesia 2016 tidak hanya menjadi ajang eksibisi tetapi juga sebagai ajang belajar-mengajar dan proses mengkoneksikan desain yang bersifat kreatif dengan industri yang bersifat komersil.
"Kami menghadirkan desainer lokal baik yang sudah berkibar di mancanegara seperti Saniharto dan Hadiprana maupun desainer pemula berpotensi dengan konsep sejarah desain sampai dengan trend 2017 yang berdampingan secara harmonis dengan furnitur dan kerajinan di IFFINA Furniture Indonesia,” katanya.
Legalitas kayu merupakan salah satu isu sensitif dalam industri furnitur dan kerajinan Indonesia, terutama bagi buyers dari negara-negara besar.
Sebagai pameran yang berfokus pada pasar B2B Internasional, IFFINA Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia 2016 juga berkomitmen penuh dengan menghadirkan produk-produk yang legal dan ramah lingkungan.
Pameran ini juga mendapat dukungan penuh dari World Wildlife Fund (WWF), Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli kepada kelestarian alam dan lingkungan.
“Industri furnitur memiliki kepelikan tersendiri, karena produk-produk yang dihasilkan mayoritas berbahan dasar kayu yang notabene bersumber dari pohon/ hutan," kata M Taufik Gani, Ketua Umum ASMINDO.
Dia mengklaim, 97 persen anggota ASMINDO telah memiliki Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), sisanya sedang proses perizinan ataupun anggota yang hanya bermain di pasar lokal (tidak aktif untuk ekspor).
"Bahkan, perusahaan-perusahaan industri furnitur yang cukup besar turut menanam pohon dan memiliki hutan sendiri sehingga tidak merusak lingkungan,” ujarnya.
Di hari terakhir, IFFINA Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia 2016 menggelar Seminar By Adi Indorona, Rattan in Design by Pirnas, Klinik Desain Mebel, Workshop Bambu By Akademi Bambu Nusantara dan Seminar How to Sell Your Product on Digital Industry by bobobobo.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.